Abstrak


Hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di desa Joho kecamatan Mojolaban kabupaten Sukoharjo


Oleh :
Choirotunnisa - H0404034 - Fak. Pertanian

ABSTRAK Pertumbuhan penduduk Indonesia dewasa ini berkembang semakin pesat. Pertumbuhan penduduk ini perlu diimbangi dengan penyediaan pangan nasional. Untuk mencukupi kebutuhan beras nasional pemerintah menetapkan target peningkatan produksi beras 2 juta ton pada tahun 2007 dan selanjutnya meningkat 5 % per tahun hingga tahun 2009. Untuk menindaklanjuti komitmen tersebut Departemen Pertanian meluncurkan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) untuk segera diimplementasikan di seluruh Indonesia dan diantaranya adalah di Desa Joho Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Dimana salah satu upaya untuk mencapai target tersebut dilakukan penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sosial ekonomi dan mengkaji tingkat penerapan petani pada model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah serta mengkaji hubungan antara karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan pada model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Desa Joho Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptf analitis. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja atau purposif. Sedangkan metoda pengambilan sample dilakukan dengan Simple random sampling dan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan pada model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar umur petani >50 tahun (63,33%), luas lahan pada kategori luas (48,33%), pendidikan non formal dalam kategori sedang (68,33%), pendidikan formal dalam kategori sedang (48,33%), pendapatan dalam kategori rendah (45%) dan pengalaman pada kategori sedang (66,67%). Sementara pada penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah menunjukkan penerapan komponen varietas unggul dalam kategori tinggi (48,33%), penerapan pada komponen benih bermutu dalam kategori sedang (60%), penerapan pada komponen bibit muda dalam kategori rendah (50%), penerapan pada komponen cara tanam dalam kategori rendah (51,67%), penerapan pada komponen pupuk organik dalam kategori rendah (58,33), penerapan pada komponen pupuk spesifik lokasi dalam kategori sedang (66,67%). Dari uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95 % menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara luas penguasaan lahan dengan tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah, semantara untuk pendapatan dan pengalaman ada hubungan yang signifikan dengan tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah. Sedangkan pada taraf kepercayaan 99%, ada hubungan yang sangat signifikan antara umur, pendidikan formal dan non formal dengan tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah.