Abstrak


Perancangan Alat Bantu sebagai Fasilitas Praktikum Lini Perakitan Manual pada Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 dengan Pendekatan Learning Factory


Oleh :
Ahmad Syarif Yumna Najmudin - I0314008 - Fak. Teknik

Abstrak

Penerapan konsep pembelajaran learning factory diterapkan PSTI-UNS melalui pelaksanaan praktikum terintegrasi dengan nama Praktikum Perancangan Teknik Industri (PTI). Learning factory merupakan pendekatan pembelajaran berorientasi pada kompetensi peserta melalui proses belajar mandiri terstruktur dalam lingkungan belajar dengan masalah industri yang sebenarnya. Salah satu tahap praktikum yang masih terus dievaluasi adalah Praktikum PTI 3. Praktikum PTI 3 merupakan praktikum terintegrasi tahap ketiga yang berperan pada proses perakitan pada lini perakitan manual untuk merakit kursi kuliah.  Pelaksanaan praktikum pada lini perakitan manual masih belum terakomodir dengan alat bantu sebagai fasilitas praktikum. Proses perakitan di setiap stasiun kerja masih dilakukan di atas lantai tanpa alat bantu atau fasilitas praktikum berupa meja stasiun kerja serta fasilitas praktikum penunjang lain. Praktikum PTI 3 yang berjalan selama ini belum memberikan gambaran bentuk lini perakitan manual dikarenakan belum terakomodirnya alat bantu sebagai media pembelajaran. Hal ini membuat praktikum pada lini perakitan manual Praktikum PTI 3 masih belum memenuhi konsep learning factory. Media peraga diperlukan menggambarkan produksi industri nyata ke dalam suasana pembelajaran. Media peraga tersebut berfungsi untuk  pengembangan  keterampilan mahasiswa  dalam  pemecahan masalah dan mengelola informasi. Oleh karena itu, diperlukan perancangan alat bantu sebagai fasilitas praktikum yang diselaraskan dengan metode pembelajaran praktikum. Perancangan alat bantu sebagai fasilitas praktikum dilakukan dengan melakukan langkah-langkah pengembangan produk oleh Ulrich dan Eppinger (2015). Pengamatan langsung pada praktikum terdahulu dan lembaga yang telah melaksanakan konsep learning factory menjadi dasar pertimbangan dalam identifikasi kebutuhan perancanan. Kesimpulan dari verifikasi implementasi alat bantu ini adalah pengguna “cukup” menerima dan merasa terbantu dalam proses pembelajaran. Acceptance level “cukup” telah mampu memudahkan pemahaman mahasiswa mengenai pembelajaran pada praktikum lini perakitan manual.

Kata Kunci : learning factory, perancangan produk, fasilitas praktikum, lini perakitan manual