Abstrak


Peran Rumah Pintar Petani sebagai Saluran Komunikasi (Studi Deskriptif Peran Rumah Pintar Petani sebagai Saluran Komunikasi Petani dalam Proses Difusi dan Adopsi Inovasi Pertanian di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar)


Oleh :
Linda Fitria Christyas - D0212061 - Fak. ISIP

ABSTRAK

Jawa Tengah sedang  mengalami permasalahan manajemen pertanian dikarenakan terjadinya ketidakstabilan nilai produktivitas padi serta masalah koordinasi pelaksanaan program pertanian. Permasalahn tersebut tidak lepas dari adanya masalah komunikasi yang terjadi baik dari pemerintah maupun dari para petani. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah wadah yang mampu menjadi pusat komunikasi atau saluran komunikasi agar proses difusi dan adopsi inovasi pertanian dapat berjalan dengan baik. Pada akhirnya dibentuklah Rumah Pintar Petani, sebuah program gagasan Gubernur Jawa Tengah bersama Dinas Pertanian dan BPTP. Peran RPP sebagai saluran komunikasi para petani dalam proses difusi dan adopsi inovasi pertanian menjadi masalah yang akan dijelaskan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini digunakan teori difusi dan adopsi inovasi sebagai acuan dalam pengembangan analisis penelitian. Selain itu, digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam, observasi langsung, serta dokumentasi arsip yang dapat membantu penelitian. Terdapat tiga komponen dalam analisis data yang digunakan yakni reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi data digunakan sebagai validitas data dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian, saluran komunikasi yang digunakan ialah komunikasi organisasi dari pemerintah provinsi, kabupaten hingga ke petani. Namun proses komunikasi organisasi ini kurang efektif karena komunikator yakni  Dinas Provinsi kurang intens dalam menyampaikan informasi. Selain itu terdapat saluran komunikasi lain yang lebih efektif yakni komunikasi kelompok yang dibangun oleh pengurus RPP beserta para ketua kelompok tani yang secara aktif menyebarkan program RPP. Hampir semua petani telah melewati tahap adopsi yakni pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi dan konfirmasi. Dalam penelitian ini adopter dikategorikan ke dalam lima kategori sesuai dengan waktu penerimaan dari tiap-tiap individu. Faktor yang mendorong proses difusi dan adopsi RPP ialah kebutuhan petani terhadap upaya untuk peningkatan hasil produksi yang tinggi, selain itu rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu-ilmu budidaya baru juga mendorong petani mudah untuk menerima inovasi RPP. Sedangkan faktor yang menghambat proses difusi dan adopsi ialah kurang intensnya pemerintah pusat dalam melakukan transferring dan monitoring, serta kurangnya SDM dalam mengoperasikan alat-alat pertanian.