Abstrak


Peran Panti Asuhan dalam Membentuk Smart and Good Citizen (Studi di Panti Asuhan Yatim/Piatu/Dhuafa’ AL-AMIN Muhammadiyah Cabang Jetis Kabupaten Ponorogo)


Oleh :
Agus Prasetyo - K6412002 - Fak. KIP

ABSTRAK

ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) Peran Panti Asuhan Yatim/Piatu/Dhuafa’ AL-AMIN Muhammadiyah Cabang jetis Kabupaten Ponorogo dalam membentuk Smart and Good Citizen, (2) faktor penghambat dalam membentuk Smart and Good Citizen di Panti Asuhan Yatim/Piatu/Dhuafa’ AL-AMIN Muhammadiyah Cabang jetis Kabupaten Ponorogo
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, jenis deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari informan, tempat, peristiwa, dan dokumen. Teknik sampling menggunakan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Peran panti asuhan AL-AMIN dalam membentuk Smart and Good Citizen dilakukan dengan melalui : (a) Pendidikan Formal yaitu Panti Asuhan AL-AMIN memfasilitasi anak asuh untuk bisa sekolah gratis di SMA Muhammadiyah 3 atau MA Muhammadiyah 3 Ponorogo, (b) Pendidikan Nonformal yaitu melalui Madrasah Diniyah di dalam panti asuhan, (c) Pendidikan Informal yaitu melalui pola asuh dan pengawasan secara intensif. Pencapaian Civic Knowledge tidak hanya di sekolah, namun juga di dalam panti asuhan melalui Madrasah Diniyah. Pencapaian Civic Skill lebih banyak dilakukan di panti asuhan. Namun, skill yang dibangun lebih dominan pada kemampuan partisipatori (Participatory Skill), sehingga Intelctual Skill belum diterima oleh anak asuh dengan baik. Sedangkan dalam pencapaian Civic Dispotition, anak asuh mendapatkannya dari Sekolah, panti asuhan, serta lingkungan. (2) Terdapat faktor yang menjadi hambatan dalam membentuk Smart and Good Citizen. Hambatan tersebut berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan intelegensi anak dan karakter bawaan. Solusi yang dilakukan dalam mengatasi masalah internal tersebut melalui metode pendekatan, perhatian, dan kasih sayang. Faktor yang kedua yaitu faktor ekternal yakni , (a) Faktor pendidik di panti asuhan. Pembelajaran kurang efektif dengan adanya pendidik yang izin untuk kegiatan lain, sehingga sering adanya jam kosong. (b) Kurangnya tenaga pendidik, (c) Media pembelajaran seperti LCD Proyektor dan buku pegangan anak. Dalam mengatasi faktor eksternal tersebut, sampai saat ini masih mengupayakan perbaikan sistem pendididikan yang ada di panti asuhan, baik itu tenaga kependidikan, media, dan sarana prasarana.