Abstrak


Persepsi Petani terhadap Peranan Babinsa dalam Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai (Upsus Pajale) di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo


Oleh :
Bekti Tri Astuti - H0414009 - Fak. Pertanian

RINGKASAN
Bekti Tri Astuti. 2020. “Persepsi Petani Terhadap Peranan Babinsa dalam Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai (Upsus Pajale) Di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo”. Dibimbing oleh Arip Wijiyanto, S.P., M.Si. dan Eksa Rusdiyana, S.P., M.Sc. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kondisi ketahanan pangan di Indonesia yang kurang baik menyebabkan Indonesia mengalami kelangkaan pangan sehingga banyak terjadi impor bahan pangan. Menghadapi tantangan tersebut, pemerintah melakukan proses menuju perbaikan dengan Upaya Khusus (Upsus). Salah satu upaya khusus ketahanan pangan di Indonesia yang dilakukan pemerintah adalah Upaya Khusus Padi, Jagung, Kedelai (Upsus Pajale), yang kemudian ada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 yang memuat adanya target swasembada pangan. Berdasarkan peraturan tersebut, tercipta kerja sama antara Kementerian Pertanian dengan Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya terjadi kesepakatan bahwa Bintara Pembina Desa (Babinsa) menjadi pendamping program Upsus Pajale. Pedoman pengawalan dan pendampingan yang melibatkan penyuluh, mahasiswa, dan Babinsa diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 14/Permentan/OT.140/3/2015. Adanya peraturan baru memungkinkan tercipta persepsi baru bagi petani, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang persepsi petani terhadap peranan Babinsa dalam Upsus Pajale.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi petani terhadap peranan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai (Upsus Pajale), menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi petani terhadap peranan Babinsa dalam Upsus Pajale, dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dengan persepsi petani terhadap peranan Babinsa dalam Upsus Pajale. Lokasi penelitian di Kabupaten Sukoharjo dengan pertimbangan Kabupaten Sukoharjo telah melaksanakan program Upsus Pajale dan telah bekerjasama dengan Babinsa untuk pendampingan di setiap desa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Persepsi petani terhadap peranan Babinsa baik sebagai motivator, fasilitator, maupun supervisor termasuk dalam kategori sedang atau netral; faktor-faktor pembentuk persepsi petani yaitu kebutuhan, mental emosional, kedekatan, dan latar belakang budaya, keempatnya berpengaruh signifikan terhadap persepsi petani terhadap peranan Babinsa dalam Upsus Pajale.