;

Abstrak


Pengaruh model pembelajaran kooperatif jigsaw dan stad (student teams achievements division) terhadap prestasi belajar IPA ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas VIII sekolah menengah pertama negeri se wilayah Ngawi Timur


Oleh :
Subyakto - S810108222 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD (Students Team Achievement Divisions) terhadap prestasi belajar IPA; (2) Perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar IPA; (3) Interaksi pengaruh antara penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen dengan rancangan factorial 2 x 2 dan penyajian data secara deskreptif analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri se wilayah Ngawi Timur. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik cluster random sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswasiswi kelas VIII SMP Negeri 1Pangkur dan SMP Negeri 1 Kasreman , setiap kelas ada 40 siswa yang di gunakan sebagai kelas kontrol dan satu kelas untuk kelas eksperimen berjumlah 40 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan Teknik Analisis Varians (ANAVA) Dua Jalur. Sebelum dilakukan analisis, dilakukan uji validitas dengan korelasi Product Moment dan reliabilitas menggunakan Point Biserial.. Hasil uji hipotesis menunjukkan : (1) Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap prestasi belajar IPA. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw menghasilkan prestasii belajar IPA yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif STAD. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar IPA yang diajar dengan model pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada STAD. Hal ini dibuktikan dari harga Fhitung=10,72 > Ftabel(α=0,05) = 4,00; (2) Terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar IPA. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata antara motivasi berprestasi tinggi dan rendah. Dapat disimpulkan bahwa skor prestasi belajar IPA yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki motivasi belajari rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian diperoleh Fhitung =9,02 > Ftabel(α=0,05) = 4,00; (3) Tidak terdapat interaksi pengaruh antara penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan motivasi belajari terhadap prestasi belajar IPA. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian diperoleh Fhitung 1,09. Adapun Ftabel diketahui sebesar 4,00. Karena Fhitung lebih kecil dari F tabel, maka hipotesis nol diterima. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan motivasi belajari terhadap prestasii belajar IPA. Temuan dalam penelitian ini dapat memperkuat teori-teori pembelajaran kooperatif khususnya dengan penggunaan model pembelajaran tipe Jigsaw dan teori-teori mengenai motivasi belajar. Selanjutnya dengan penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw dan motivasi belajar, maka guru diharapkan : (1) Memiliki ketrampilan dalam penggunaan model pembelajaran sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran. (2) Memiliki ketrampilan untuk menumbuhkan motivasi belajar secara aktif.