Abstrak


Studi Fenomenologi: Ketangguhan (Hardiness) pada Wanita Dewasa Penyandang Disabilitas Tunanetra yang Berwirausaha


Oleh :
Bintang Estu Adi - G0114029 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK

Penyandang disabilitas khususnya disabilitas tunanetra memiliki hak mendapatkan pekerjaan layak. Namun hak tersebut belum terpenuhi dengan baik. Solusinya adalah memperluas kesempatan berwirausaha. Untuk bertahan dalam wirausaha, penyandang disabilitas tunanetra harus memiliki tingkat ketangguhan (hardiness) yang tinggi. Hardiness (ketangguhan) adalah konstelasi kepribadian yang menjadikan individu lebih kuat, optimis, stabil dan tahan dalam menanggulangi efek negatif dari stresor. Proses hardiness (ketangguhan) adalah: 1) hardy attitudes; 2) hardy coping; 3) hardy social support; 4) hardy health practices.  
Penelitian ini menjelaskan dinamika proses ketangguhan (hardiness) pada wanita penyandang disabilitas netra yang berwirausaha. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Interpretative Phenomenal Analysis. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak tiga wanita yang berada pada rentang usia dewasa awal, penyandang disabilitas netra yang berwirausaha dan memiliki inisial STI (tunanetra setelah lahir), AFS (tunanetra setelah lahir) dan SRA (tunanetra sejak lahir). Metode pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara, observasi dan riwayat hidup.
Berdasarkan hasil penelitian, tiap subjek memiliki motif wirausaha yang berbeda. Motif wirausaha subjek STI adalah perbaikan ekonomi dan menjadikan sebagai pekerjaan utama. Motif wirausaha subjek AFS adalah membantu suami memperbaiki ekonomi, mandiri finansial dan berbagi dengan lingkungan sekitar melalui wirausaha. Motif wirausaha SRA adalah mencukupi finansial keluarga karena SRA merupakan orang tua tunggal yang harus menghidupi kedua anaknya dan membantu sesama tunanetra untuk belajar. Hambatan STI dalam berwirausaha adalah keterbatasan fisik, sosial dan psikologis, sedangkan hambatan AFS dan SRA adalah keterbatasan fisik. Proses hardiness yang dilalui ketiga subjek STI, AFS dan SRA adalah sama, yaitu: 1) hardy attitudes; 2) hardy coping; 3) hardy social support; 4) hardy health practices. Proses tersebut pada akhirnya mengarahkan ketiga subjek untuk mempertahankan wirausaha hingga saat ini.

Kata Kunci: disabilitas tunanetra, ketangguhan (hardiness), wanita, wirausaha