Abstrak


PEMBERIAN PGPR PADA BUDIDAYA TIGA KULTIVAR JAGUNG HIBRIDA


Oleh :
Destara Twinka Putra - H0714028 - Fak. Pertanian

RINGKASAN
PEMBERIAN PGPR PADA BUDIDAYA TIGA KULTIVAR JAGUNG HIBRIDA. Skripsi: Destara Twinka Putra (H0714028). Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Supriyono, M.S., Mercy Bientri Y., S.P., M.Si. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
    Jagung merupakan salah satu dari tiga tanaman sereal utama di dunia tanaman tersebut menempati posisi penting dalam perekonomian maupun ketahanan pangan nasional karena pemanfaatannya yang luas sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Upaya-upaya ditempuh untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung demi memenuhi keseimbangan produktivitas jagung dan konsumsi jagung, yaitu: pertama, menciptakan varietas unggul lokal maupun hibrida yang berdaya hasil tinggi. Kedua, memperbaiki sifat-sifat toleransi tanaman jagung terhadap kemasaman tanah dan kekeringan; ketiga, memproduksi benih sumber dan memantapkan sistem perbenihan. PGPR merupakan kelompok bakteri heterogen yang aktif mengkoloni akar tanaman dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.
    Penelitian ini dilaksanakan di Jumantono, Karanganyar mulai Februari – Juli 2019. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 1 faktor yaitu varietas yang digunakan  terdiri dari 3 taraf antara lain varietas bonanza, secada dan merpati. Dengan penggunaan PGPR terdiri dari 2 taraf yaitu menggunakan PGPR dan non PGPR. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, umur muncul bunga, berat segar brangkasan, berat kering brangkasan, jumlah daun, berat tongkol kering, berat hasil biji pertanaman, jumlah biji pertongkol dan berat 100 biji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PGPR pada budidaya tiga kultivar jagung hibrida tidak menunjukan perbedaan yang nyata pada variabel tinggi tanaman, umur muncul bunga, berat segar brangkasan, berat kering brangkasan, jumlah daun, berat tongkol kering, berat hasil biji pertanaman, jumlah biji pertongkol dan berat 100 biji. Tinggi tanaman kultivar secada memiliki panjang yang lebih rendah dibandingkan dengan yang lain.