Abstrak


Kajian Pemberian Asam Giberelat dan Fungisida Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Penyakit Antraknosa Pada Cabai


Oleh :
Arti Utami - H0715018 - Fak. Pertanian

Cabai merupakan komoditas tanaman yang sangat dibutuhkan oleh banyak masyarakat. Kegunaannya sebagai bumbu masakan yang mengandung rasa pedas, menjadikan kebutuhan cabai harus selalu terpenuhi. Peningkatan produksi cabai dapat dilakukan dengan memberikan Zat Pengatur Tumbuh salah satunya Asam Giberelat (GA3) yang memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat mempercepat pembesaran sel, merangsang pemanjangan sel, meningkatkan proses pembungaan dan menyebabkan perkembangan buah tanpa benih/partenokarpi. Budidaya cabai tidak dapat dipungkiri dari adanya berbagai permasalahan yang mengakibatkan menurunnya produksi cabai. Salah satu permasalahan yang sering terjadi yaitu adanya penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Cara pengendalian dengan menggunakan bahan kimia memang tidak dianjurkan dalam penggunaan yang terlalu sering, namun jika dilakukan dengan tepat dengan menerapkan prinsip tepat cara, tepat dosis, tepat waktu dan tepat sasaran, tepat jenis, tepat mutu maka hasilnya akan maksimal. Hal ini yang menjadikan petani masih menggunakan pestisida kimia. Pengendalian penyakit maupun hama dalam budidaya cabai yang dilakukan dengan cara yang benar akan mengurangi kehilangan hasil pada tanaman cabai.
    Penelitian dilaksanakan di Desa Bangunsari, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo pada bulan Juni - Agustus 2019. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu konsentrasi GA3 yang terdiri dari 3 taraf antara lain 0 ppm, 20 ppm dan 40 ppm. Faktor kedua yaitu macam fungisida yang terdiri dari 3 taraf meliputi tanpa fungisida, fungisida kontak berbahan aktif propineb dan fungisida sistemik berbahan aktif metil tiofanat. Data yang telah diperoleh dianalisis ragam (ANOVA) berdasarkan uji F taraf 5?n apabila ada yang berbeda nyata diuji lanjut dengan uji kontras polinomial ortogonal untuk peubah pertumbuhan dan hasil sedangkan peubah penyakit diuji lanjut dengan BNT (Beda Nyata Terkecil) atau LSD (Least Significant Difference) 5%. Interaksi konsentrasi GA3 dan fungisida jika berbeda nyata maka diuji lanjut dengan uji kontras polinomial ortogonal.
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian GA3 pada tanaman cabai tidak mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah cabang dikotom per tanaman, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, luas daun dan indeks luas daun, laju asimilasi bersih, jumlah buah kumulatif per tanaman, panjang buah, bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak, tetapi pemberian GA3 mempengaruhi pertambahan diameter buah cabai. Aplikasi fungisida baik kontak maupun sistemik tidak mempengaruhi intensitas penyakit antraknosa, insiden penyakit antraknosa dan efektivitas fungisida. Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya pengaruh kombinasi konsentrasi GA3 dan fungisida terhadap bobot buah per tanaman dengan ditandai respon kuadratik yang menghasilkan konsentrasi optimum GA3 yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil cabai.