Abstrak


Respon Kotiledon Buncis Terhadap Inokulasi Xanthomonas Axonopodis PV. Phaseoli Dengan Metode One Dot One Drop


Oleh :
Dien Novita Savitri - H0715038 - Fak. Pertanian

Buncis (Phaseolus vulgaris) merupakan tanaman kacang-kacangan komersil di dunia termasuk Indonesia. Meskipun demikian jumlah produksi buncis antara tahun 2014 hingga tahun 2018 mengalami fluktuasi. Penurunan produksi buncis dapat dipengaruhi beberapa hal, antara lain serangan hama dan penyakit tanaman. Hawar daun bakteri (Common bacterial blight) merupakan salah satu peyakit tular benih yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas axonopodis pv. phaseoli dan merupakan salah satu masalah utama pada pertanaman  buncis di dunia. Bakteri menginfeksi daun, polong dan biji dari buncis mengakibatkan tanaman mengalami nekrosis setelah sekian lama dan akhirnya mati. Banyak cara infeksi bakteri salah satunya dengan melalui kotiledon. Kotiledon telah digunakan untuk mendeteksi infeksi bakteri karena respon inokulasi cepat dan biaya lebih hemat. Badan Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) telah melepas 6 varietas buncis yaitu Horti 1, Horti 2, Horti 3 pada tahun 1999 dan Balitsa 1, Balitsa 2, Balitsa 3 pada tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon kotiledon varietas buncis terhadap penyakit hawar daun bakteri pada stadium awal tanaman.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman dan screen house Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maretpada bulan Juni – Oktober  2019.  Penelitian  dilakukan  dengan  menanam  5  varietas  buncis  yang berbeda yaitu Balitsa 1, Balitsa 2, Balitsa 3, Baby bean dan Rambat. Penelitian di Labratorium meliputi isolasi bakteri X. axonopodis pv. phaseoli, uji gram dengan KOH, uji media semi-selektif YDCA, uji hipersensitif, dan uji patogenesitas. Penelitian  di  lapang  dilakukan  dengan  metode  RAL  dengan  masing-masing varietas sebanyak 6 ulangan. Variabel yang diamati yaitu keberhasilan inokulasi, insidensi penyakit,luas lesi dan persentase lesi. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F, apabila didapatkan perlakuan yang  berpengaruh nyata terhadap parameter dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%.
Koloni bakteri pada media NA memiliki ciri berwarna kuning, mukoid, berkilau dan cembung pada media NA. Terjadi perubahan warna kotiledon setelah terjadi infeksi bakteri dengan respon warna yang berbeda-beda, perubahan warna kuning pada varietas rambat, coklat muda pada varietas Balitsa 1 dan baby beans, dan coklat tua pada varietas Balitsa 3 dan Balitsa 2. Insidensi penyakit 100?ngan luas lesi yang beragam dipengaruhi oleh mekanisme pertahanan dinding sel pada setiap tanaman.