Abstrak


Peran Selisih Waktu Tanam Pada Penanaman Kedelai (Glycine Max L.) Tanpa Olah Tanah Bekas Lahan Padi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil


Oleh :
Bangun Tri Ariyanto - H0716027 - Fak. Pertanian

  • Tanaman kedelai merupakan sumber pangan penting ketiga setelah padi dan jagung dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Hal ini disebabkan karena kedelai memiliki sumber protein nabati yang relatif murah bila dibandingkan sumber protein lainnya seperti daging, susu, dan ikan. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, sementara produksi yang dicapai belum mampu mengimbangi kebutuhan tersebut. Penanaman kedelai setelah panen padi menjadi masalah menurunnya hasil produksi, hal ini disebabkan karena penanaman terlalu lama sehingga lahan menjadi kering. Peningkatan hasil kedelai perlu dilakukan dengan inovasi dalam teknik budidaya salah satunya dengan penerapan selisih waktu tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu tanam yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai pada sistem tanpa olah tanah.

Penelitian  dilaksanakan bulan Juni sampai September 2019 di lahan bekas tanaman padi di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman dan Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian UNS. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap 1 faktor dengan variasi 5 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam berdasarkan uji F 5 % kemudian dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) 5 % apabila terdapat perbedaan nyata pada analisis ragam dan dilakukan uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara selisih waktu tanam kedelai dan hasilnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih 2 hari setelah panen mampu meningkatkan variabel pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, luas daun, jumlah cabang dan meningkatkan variabel hasil yaitu jumlah polong, berat biji per tanaman, berat biji per petak. Selain itu meningkatkan hasil kedelai menjadi 1,41 ton/ha dibanding selisih yang lebih panjang.