Abstrak
Harga saham jika dianggap terlampau melonjak dapat berakibat pada menurunnya permintaan akan saham, sehingga akan berakibat pada tidak berfluktuatifnya lagi harga saham tersebut. Perusahaan akan mencari strategi untuk dapat menhindari keadaan tersebut. Langkah yang dilancarkan oleh perusahaan yaitu dengan menjadikan harga saham menjadi lebih rendah dari yang sebelumnya pada rentang harga sekiranya dapat membuat investor untuk berkeinginan membeli saham. Cara yang dilakukan seperti melalui stock split. Stock split merupakan observasi yang sering dilakukan, dikarenakan penelitian sebelum-sebelumnya memiliki hasil yang berbeda- beda, diperlukan penelitian kembali untuk mengetahui hasil yang lebih dianggap lebih signifikan.
Pada Penelitian kali ini, akan diberlakukan penelitian terhadap 19 perusahaan dan harus sudah terlisting di BEI serta telah mengambil kebijakan stock split ditahun 2016-2018. Penelitian ini mempergunakan analisis pair sample t-test pada periode pengamatan 10 hari antara lain: t = -5 (5 hari sebelum stock split) t = 5 (5 hari setelah stock split). Observasi ini menggunakan metode purposive sampling.
Merujuk pada perkembangan dari observasi yang didapat, menerangkan bahwa pada asumsi yang pertama tidak terdapat akibat yang relevan rata-rata volume perdagangan pada sebelum dan sesudah stock split. Pada asumsi kedua menerangkan bahwa, tidak ada akibat yang relevan pada rata-rata abnormal return atau return tak normal. Dengan demikian, aktivitas volume perdagangan sahan dan return tak normal tidak mendapatkan respon pasar.
Kata kunci: stock split, ktivitas volume perdagangan saham, abnormal return.