Abstrak


Model Evaluasi Cipp Dalam Program Pendampingan Belajar Komunitas Gerakan Indonesia Peduli Inklusi (GAPAI) Pada Penyandang Disabilitas di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta


Oleh :
Dita Ayu Mustika - D0316022 - Fak. ISIP

Abstrak

Penyandang disabilitas adalah individu yang mengalami keterbatasan dalam beraktivitas dan berinteraksi yang dikarenakan adanya perbedaan dalam fungsi maupun struktur tubuh. Perbedaan dalam fungsi dan struktur tubuh pada penyandang disabilitas mengakibatkan adanya stigma negatif yang diberikan masyarakat terhadap penyandang disabilitas. Sejalan dengan hal tersebut, Komunitas Gerakan Indonesia Peduli Inklusi (GAPAI) memiliki tujuan menghapuskan stigma negatif pada penyandang disabilitas melalui Program Pendampingan Belajar (PIJAR). Berdasarkan hal tersebut memiliki dua rumusan masalah yaitu bagaimana program Pendampingan Belajar Komunitas Gapai serta bagaimana model evaluasi CIPP dalam program Pendampingan Belajar Komunitas Gapai di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.Teori interaksionisme simbolik Herbert Blumer digunakan untuk melihat proses interaksi simbolik antara tenaga pengajar dengan penyandang disabilitas selamatransfer ilmu berlangsung. Model evaluasi CIPP digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Informan penelitian ditentukan melalui purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara langsung, wawancara online, dan dokumen pendukung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber.  Analisis data yang digunakan model interaktif Miles dan Hubberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa context dari program Pendampingan Belajar telah memiliki tujuan yang jelas serta terdapat beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi. Input menunjukkan bahwa tenaga pengajar telah melakukan tugasnya sesuai aturan yang berlaku, terdapat semua karakteristik/ jenis penyandang disbailitas, sarana dan prasarana tersedia dengan baik. Process menunjukkan bahwa dalam Pendampingan Belajar adanya aturan atau cara dalam berkomunikasi dengan penyandang disabilitas yang menggunakan simbol-simbol tertentu yang berlaku untuk tuna rungu wicara maupun tuli. Kegiatan yang dilakukan pada Pendampingan Belajar diantaranya mengulang materi yang di sekolah, belajar bermain musik, menggambar, melukis, membuat kerajinan, latihan teater, sharing pengalaman, dan pemberian materi kewirausahaan. Product menunjukkan bahwa masyarakat memberikan stigma yang positif dengan ditunjukkan tiga narasumber mengatakan bahwa tidak memberikan cemoohan dan mensuport penyandang disabilitas untuk selalu menggali potensinya, dan respek terhadap penyandang disabilitas namun salah satu narasumber masih ada yang memberikan stigma negatif pada penyandang disabilitas karena masih takut berhadapan dan berkomunikasi dengan penyandang disabilitas.

Kata Kunci: CIPP, Pendampingan Belajar, dan Penyandang Disabilitas.