Abstrak


Pemberdayaan Kelompok Hutan Kemasyarakatan Sidomulyo III Melalui Pengembangan Ekowisata Geoforest Watu Payung (Studi Kasus di Dusun Turunan, Desa Girisuko, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul)


Oleh :
Wenny Octavia Putri - D0316069 - Fak. ISIP

Abstrak

Kondisi ketidakberdayaan yang dialami oleh Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) Sidomulyo III yang diakibatkan oleh kebijakan pemerintah mengenai alih fungsi kawasan hutan produksi mejadi kawasan hutan lindung pada petak 108-109 membuat kelompok tidak dapat lagi memanfaatkan kawasan tersebut untuk bertani. Berawal dari kebijakan tersebut akhirnya Kelompok HKm Sidomulyo III memutar otak dan berinisiasi untuk tetap mengelola kawasan hutan dengan mengembangkan jasa lingkungan. Pengembangan jasa lingkungan tersebut dilakukan dengan memberdayakan kelompok HKm melalui dikembangkannya ekowisata Geoforest Watu Payung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan proses pemberdayaan kelompok HKm, mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan Kelompok HKm, serta mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pengembangan ekowisata Geoforest Watu Payung. Subjek dalam penelitian kualitatif ini adalah anggota kelompok HKm Sidomulyo III, dengan menggunakan teori Struktural Fungsional konsep AGIL dari Talcott Parsons. Pengambilan sampel yaitu purposive sampling, dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada empat tahapan proses pemberdayaan kelompok HKm Sidomulyo III melalui pengembangan ekowisata yaitu proses pembentukan, proses pendampingan dan kerjasama, proses mengeksplorasi sumber daya, dan proses evaluasi. Dari serangkaian proses tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain, namun ada satu tahapan proses pemberdayaan yang dirasa kurang maksimal yaitu proses evaluasi. Faktor pendukung terselenggaranya pemberdayaan adalah keadaan kawasan hutan yang menjanjikan untuk dikembangkan ekowisata, orientasi peningkatan ekonomi anggota kelompok, semangat anggota kelompok untuk menjaga hutan, dan dukungan dari pihak yang mendampingi, sedangkan faktor penghambat seperti karakter dan pemikiran kelompok yang berbeda-beda, anggota kelompok belum memperhatikan dan melaksanakan peraturan yang telah disepakati, tingkat pendidikan rendah, usia anggota tidak lagi produktif, dan keterbatasan dana. Pengembangan ekowisata juga berdampak pada beberapa aspek kehidupan kelompok seperti aspek ekonomi, sosial budaya, dan ekologi.

Kata Kunci : Pemberdayaan, Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm), Ekowisata