Abstrak
Pembuatan bioetanol dari pati garut dengan hidrolisa asam
Oleh :
Juni Susilowati - I8304017 - Fak. Teknik
Abstrak
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati, misalnya tebu,
nira, sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, jagung, jerami, bonggol jagung dan kayu.
Pembuatan bioetanol melalui tiga tahap yaitu yang pertama proses hidrolisa untuk
mengubah polisakarida menjadi monosakarida (glukosa). Kedua adalah proses
fermentasi yang menguraikan glukosa menjadi etanol, air dan CO2. Ketiga ialah
proses destilasi untuk memurnikan campuran etanol dan air .
Tugas akhir ini bertujuan membuat bioetanol dari pati garut melalui proses
hidrolisa dengan katalisator asam menggunakan asam klorida (HCl) dan proses
fermentasi menggunakan Sacharomyces Cereviceae. Hidrolisa pati garut menjadi
glukosa dengan katalisator asam klorida (HCl) dengan konsentrasi 0,1 N dan 0,7
N pada suhu 100°C selama 1 jam. Alat yang digunakan untuk proses hidrolisa
pada konsentrasi 0,1 N adalah dengan menggunakan autoclave, sedangkan untuk
konsentrasi 0,7 N adalah labu leher tiga, pendingin balik, magnetik stirer dan
termometer. Hasil glukosa yang diperoleh dianalisa dengan metode Lane Eynon.
Hasil glukosa yang diperoleh untuk konsentrasi HCl 0,1 N dengan volume starter
50 ml sebesar 2,13 gr, volume starter 100 ml sebesar 6,51 gr, volume starter 150
ml sebesar 2,49 ml, volume stater 200 ml sebesar 2,30 ml. Sedangkan pada
konsentrasi HCL 0,7 N sebesar 109,55 gr.
Fermentasi garut dengan menggunakan yeast Sacharomyces Cereviceae
pada suhu 30 °C selama 4 hari. Proses fermentasi ini dilakukan dengan
menggunakan erlenmeyer yang dilengkapi dengan selang pengambilan sampel
dan selang pengeluaran CO2. Kondisi operasi untuk proses fermentasi ini pada
suhu 30 °C dan pH 5. Dari hasil perhitungan, pengurangan kadar glukosa
untukkonsentrasi HCl 0.3 dengan volume stater 50 ml sebesar 12,57 mgr/ml dan
yield 50.54 %, volume starter 100 ml sebesar 25,08 mgr/ml dan yield 50.19 %,
volume starter 150 ml sebesar 12,25 mgr/ml dan yield 51.36 %, dan untuk volume
starter 200 ml 14,19 mgr/ml dan yield 51.74 %. Sedangkan untuk konsentrasi HCl
0.7 N pengurangan kadar glukosa sebesar 14.19 mgr/ml dan yield 50.69 %
Dari hasil fermentasi dilakukan proses destilasi yaitu untuk memurnikan
etanol. Destilasi ini menggunakan kolom destilasi dengan packing pada suhu 78-
80 °C. Untuk mengetahui kadar etanol dianalisa dengan menggunakan
picnometer. Dari hasil analisa diperoleh kadar etanol untuk konsentrasi HCl 0.3
Nyang pada proses hidrolisa menggunakan autoclave, dengan volume starter 100
ml sebesar 3 %, volume starter 150 ml sebesar 5.914 %, volume starter 200 ml
sebesar 5.313 %. Sedangkan untuk konsentrasi HCl 0.7 N yang pada proses
hidrolisa menggunakan magnetic stirrer, diperoleh kadar etanol sebesar 44.326 %.