;

Abstrak


Pengaruh Pemberian Cookies Jewawut (Foxtail Millet)-Tuna dan Pola Asuh Terhadap Status Gizi, Kadar Albumin, dan Zink pada Anak di Bawah Dua Tahun Dengan Status Gizi Kurang Dalam program “Kampung ASI”


Oleh :
Fibria Dhian Ikawati - S531808018 - Sekolah Pascasarjana

Abstrak

Latar Belakang: Menurut World Health Organization (WHO, 2014), 45% kematian balita disebabkan oleh kekurangan gizi. Di Indonesia, dilakukan Penilaian Status Gizi (PSG) tahun 2017, data secara nasional menunjukkan 11,3?lita usia 0-23 bulan mengalami gizi kurang (berdasarkan indikator BB/U). Prevalensi di Kabupaten Pacitan sebesar 10,9?n dan di wilayah Kecamatan Tegalombo 10,4% (Penilaian Status Gizi,
2018). Masalah gizi kurang pada anak usia dibawah dua tahun merupakan masalah yang
perlu ditanggulangi secara serius. Perhatian negara-negara berkembang saat ini bergeser dari pemberian ASI ke makanan pendamping ASI. Pemberian cookies jewawut (foxtail millet)-tuna pada anak usia 6-24, dari bahan pangan lokal (jewawut  dan ikan tuna) diharapkan mampu meningkatkan status gizi (berat badan menurut umur). Selain status gizi, intervensi ini diharapkan meningkatkan nilai albumin dan zink sebagai salah satu trace-mineral atau mineral mikro yang penting untuk semua kehidupan. Pada anak-anak dengan status gizi kurang, jumlah albumin dan zink yang diserap sangat sedikit, sehingga mereka mengalami kegagalan untuk tumbuh dengan baik.
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat eksperimental dengan metode RCT (Randomized Controlled Trial), pada 48 anak bawah dua tahun dengan status gizi kurang di Kecamatan Tegalombo Pacitan, dengan dibagi menjadi dua kelompok (kelompok 1= diberikan cookies jewawut (foxtail millet)-tuna dan kelompok 2= diberikan biskuit dari Kemenkes), selama 2 bulan. Penilaian status gizi, pengukuran kadar albumin dan zink dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Data pola asuh diperoleh dengan menggunakan food recall 24 jam per minggu (delapan kali). Analisa statistik menggunakan uji T-test dan dilanjutkan dengan regresi.
Hasil Penelitian: Perbedaan yang signifikan terdapat antara dua kelompok (kelompok yang diberikan cookies jewawut (foxtail millet)-tuna dan kelompok yang diberikan biskuit dari Kemenkes), terhadap pola asuh (asupan), yang meliputi: energi (p=0,000), protein (p = 0,001), lemak (p = 0,001), karbohidrat (p = 0,001), status gizi BB/U (p = 0,001), kadar albumin (p = 0,001) dan zink (p = 0,001). Berdasarkan hasil uji regresi, pemberian cookies jewawut (foxtail millet)-tuna berpengaruh terhadap kadar zink (R = 0,89), asupan energi (R = 0,66), asupan karbohidrat (R = 0,65), status gizi (R = 0,60), asupan protein (R = 0,47), dan asupan lemak (R = 0,33).
Kesimpulan: Pemberian cookies Millet (foxtail millet)-tuna dari bahan pangan lokal lebih efektif meningkatkan zink, energi, karbohidrat, status gizi, protein, albumin dan lemak (derajat asosiasi uji regresi dari yang paling kuat sampai lemah) dibandingkan dengan biskuit dari Kemenkes, pada anak bawah dua tahun dengan status gizi kurang.

Kata Kunci: Cookies Jewawut (Foxtail Millet)-Tuna, Pola Asuh, Status Gizi, Albumin dan Zink, Anak Bawah Dua Tahun.