;
Abstrak
Latar Belakang: Sindroma Ovarium Polikistik adalah salah satu kelainan endokrin kompleks dan menjadi penyebab dari 40% kasus infertilitas. Dalam beberapa tahun terakhir, letrozol sebagai inhibitor aromatase dilaporkan efektif untuk induksi ovulasi. Disamping itu, terapi elektroakupunktur dapat menurunkan aktivitas tonik dalam jaras vasokonstriktor simpatis ke uterus sehingga reseptivitas endometrium juga akan meningkat dari impedansi aliran darah melalui arteri uterina dinilai dari pulsatility index (PI), resistance index (RI).
Metodologi: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan case-control. Subjek dalam penelitian ini adalah 30 orang wanita berusia 20-45 tahun yang dinilai aspek usia, indeks massa tubuh (BMI), dan periode infertilitas. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok 1 dengan terapi letrozol, sedangkan kelompok 2 dengan elektroakupunktur-letrozol lalu dilakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah terapi pada hari ke 19 dan 21 dengan USG Doppler trasabdominal menilai cabang utama yang naik dari arteri uterina di sisi kanan dan kiri serviks dalam bidang longitudinal sebelum memasuki uterus.
Hasil: Hasil analisis data menggambarkan nilai RI kelompok 1 hari ke 19 mempunyai nilai mean sebesar 0.91±0.77 (p = 0.113) dan kelompok 2 sebesar 0.91±0.07 (p=0.148). Pada hari ke 21 nilai RI kelompok 1 sebesar 0.91 ± 0.10 (p = 0.286) dan kelompok 2 sebesar 0.78±0.10 (p = 0.002). PI kelompok 1 hari ke 19 mempunyai nilai mean sebesar 3.63±1.05 (p=0.001) dan kelompok 2 sebesar 2.225±0.641 (p=0.011). PI setelah hari ke 21 kelompok 1 sebesar 2.687±0.866 (p=0.002) dan kelompok 2 sebesar 1.975±0.574 (p=0.001).
Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum terapi dan setelah terapi dengan Elektroakupunktur-letrozol pada nilai rerata RI dan PI.
Kata kunci: Letrozol, akupunktur, reseptivitas endometrium, RI, PI, sindrom ovarium polikistik.