;

Abstrak


Eksperimentasi Model Pembelajaran Connecting Organizing Reflecting Extending dan Model Pembelajaran Treffinger Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Koneksi Matematis Ditinjau dari Resiliensi Matematis Siswa di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Syahrur Rohmah - S851808034 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) manakah yang memberikan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis yang lebih baik, antara model pembelajaran Treffinger, model pembelajaran Connecting Organizing Reflecting Extending (CORE) atau model pembelajaran langsung; 2) manakah yang memberikan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis lebih baik antara siswa dengan resiliensi matematis tinggi, sedang, atau rendah; 3) pada masing-masing tingkat resiliensi matematis, manakah yang memberikan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis lebih baik, antara model pembelajaran Treffinger, model pembelajaran CORE atau model pembelajaran langsung; 4) manakah pada masing-masing model pembelajaran (model pembelajaran Treffinger, model pembelajaran CORE atau model pembelajaran langsung). Manakah yang memberikan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis lebih baik, siswa dengan resiliensi matematis tinggi, sedang, atau rendah. Jenis penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental research dengan 253 siswa SMPN di Kabupaten Karanganyar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariat dua jalur dengan sel tak sama, analisis variansi dua jalur dengan sel tak sama, dan uji Scheffe’.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemampuan koneksi matematis antara siswa yang diberikan model pembelajaran Treffinger, CORE, dan pembelajaran langsung; 2) siswa dengan resiliensi matematis tinggi mempunyai kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan resiliensi matematis sedang maupun rendah dan siswa dengan resiliensi matematis sedang mempunyai kemampuan pemecahan masalah matematis lebih baik daripada siswa dengan resiliensi matematis rendah. Siswa dengan resiliensi matematis tinggi mempunyai kemampuan koneksi matematis yang lebih baik dibandingkan dengan siswa resiliensi sedang maupun rendah dan siswa dengan resiliensi sedang memunyai kemampuan koneksi matematis yang sama baiknya dengan resiliensi matematis rendah; 3) siswa yang memiliki resiliensi matematis, tinggi, sedang, dan rendah, kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemampuan koneksi matematis siswa sama baiknya jika diberikan model pembelajaran Treffinger, CORE, dan pembelajaran langsung; 4) model pembelajaran Treffinger, CORE, dan pembelajaran langsung, siswa dengan resiliensi matematis tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan resiliensi matematis sedang maupun rendah dan siswa dengana resiliensi matematis sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik daripada siswa dengan resiliensi matematis rendah. Pada kemampuan koneksi matematis, siswa dengan resiliensi matematis tinggi memiliki kemampuan koneksi matematis yang lebih baik daripada resiliensi matematis sedang maupun rendah dan siswa dengan resiliensi matematis sedang memiliki kemampuan koneksi matematis yang sama baiknya dengan resiliensi matematis rendah.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Treffinger, Model Pembelajaran CORE, Resiliensi Matematis, Kemampuan Pemecahan masalah, Kemampuan Koneksi Matematis