;

Abstrak


Pengembangan Bahan Ajar Museum Keris Nusantara dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Kesadaran Budaya Siswa


Oleh :
Mpu Tabah Chalifatah Aji - S861702007 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kondisi bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran sejarah di SMAN 1 Kartasura; 2) mendeskripsikan proses pengembangan bahan ajar Museum Keris Nusantara untuk siswa SMAN 1 Kartasura; 3) mendeskripsikan efektivitas bahan ajar Museum Keris Nusantara dalam meningkatkan kesadaran budaya.
Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada metode penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall yang terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1) Tahap Studi Pendahuluan, terkait produk yang harus dikembangkan, 2) Tahap Pengembangan Produk, pada tahap ini terdiri dari perancangan instrumen penilaian, pemilihan format produk, perancangan draf produk awal, validasi ahli, dan uji coba kelas, 3) Tahap Uji Efektivitas, untuk mengetahui efektivitas bahan ajar Museum Keris Nusantara dalam meningkatkan prestasi dan kesadaran budaya peserta didik.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Kondisi bahan ajar yang  digunakan  dalam pembelajaran sejarah di SMAN 1 Kartasura selama ini belum dapat meningkatkan kesadaran budaya peserta didik, 2) Dilakukan pengembangan bahan ajar tentang Museum Keris Nusantara dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan  kesadaran  budaya  peserta didik. Bahan ajar yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik ditinjau dari hasil penilaian tim ahli terhadap tiga aspek yaitu aspek materi, media, dan instrumen, serta pada hasil uji coba kelas, 3) Bahan ajar Museum Keris Nusantara efektif dalam meningkatkan kesadaran budaya peserta didik. Analisis data kelayakan media pembelajaran menggunakan skala Linkert dengan rentang 5 dan uji efektivitas media menggunakan uji t. Berdasarkan hasil uji efektivitas prestasi yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol ditemukan bahwa nilai F sebesar 0,105 dengan taraf signifikansi > 0,05  yakni  sebesar 0,747. Hal ini berarti bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki  variasi  yang sama. Sementara itu nilai t diperoleh 9,619 dengan taraf signifikansi (2-tailed)  sebesar 0,000. Dengan demikian H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan  rata-rata  prestasi antara kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Selanjutnya pada uji efektivitas kesadaran budaya diperoleh nilai F sebesar 1,610 dengan taraf signifikansi > 0,05 yakni sebesar 0,211 yang berarti bahwa kelas eksperimen dan kontrol memiliki variansi yang sama. Sementara itu, nilai t diperoleh 7,901 dengan  taraf  signifikansi (2-tailed) < 0>

Kata Kunci: kesadaran budaya, Museum Keris Nusantara, bahan ajar.