Abstrak


Perilaku Laminasi Balok Kayu Jabon-Bambu Petung Susunan Vertikal dengan Variasi Dimensi Bilah Kayu Jabon Terhadap Keruntuhan Lentur Balok


Oleh :
Riffai Abdul Ghani - K1516057 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Sifat fisik dan mekanik kayu jabon dan bambu petung berdasarkan pada kelas kuat kayu, (2) Perilaku balok laminasi jabon-bambu susunan vertikal dengan variasi ketebalan dimensi bilah kayu jabon terhadap keruntuhan lentur dilihat dari nilai Modulus of Rupture (MOR) dan Modulus of Elasticity (MOE), (3) Nilai Modulus of Rupture (MOR) dan Modulus of Elasticity (MOE) yang dihasilkan balok laminasi kayu Jabon – bambu Petung susunan vertrikal dengan variasi dimensi bilah kayu Jabon dibandingkan dengan kelas kuat kayu.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni dan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Variabel yang mempengaruhi penelitian ini adalah (1) variabel terikat: Modulus of Rupture (MOR) dan Modulus of Elasticity (MOE) dan tegangan geser (2) variabel bebas: variasi tebal bilah kayu Jabon 1 cm, 1,5 cm dan 2 cm. Benda uji berupa balok laminasi bambu dengan luas penampang 6x6 cm dan berjumlah 9 balok. Metode pengujian balok laminasi dengan pengujian kuat lentur Third Point Loading. Standar pengujian menggunakan ASTM D198-15.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, (1) Hasil uji sifat fisik dan mekanik kayu Jabon tergolong kayu kelas kuat IV-III dan mutu E7 sedangkan bambu Petung termasuk kelas kuat III-I dan mutu E9. (2) Terdapat  peningkatan  antara  variasi lebar bilah  kayu jabon  yang disusun secara vertikal terhadap Modulus of Repture (MOR) dan Modulus of Elasticity (MOE). Peningkatan terbesar pada balok laminasi variasi bilah 1 cm dengan peningkatan sebesar 39 ?ri jabon tanpa dilaminasi dan untuk Modulus of Elasticity (MOE) Peningkatan terbesar pada  balok laminasi variasi bilah 2 cm dengan peningkatan sebesar 14,94 ?ri jabon tanpa dilaminasi. (3) Nilai MOR  tertinggi terdapat pada variasi bilah 1 cm sebesar 72,92 MPa. Menurut SNI 7973:2013, termasuk kedalam mutu kayu E25 dan menirut PKKI-5 1961 termasuk ke dalam jelas kuat kayu III.  Sedangkan  nilai MOE  tertinggi terdapat pada variasi 2 cm sebesar 9113,181 MPa. Menurut SNI 7973:2013, termasuk kedalam mutu kayu E29 dan menirut PKKI-5 1961 termasuk ke dalam jelas kuat kayu III.


Kata Kunci: variasi tebal bilah, sifat fisika dan mekanika, MOR dan MOE