Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mencari tahu tingkat kesediaan dan ketidaksediaan pemilik bengkel untuk bergabung dengan aplikasi MyBengkel. (2) Mengetahui alasan ketidaksediaan pemilik bengkel untuk bergabung dengan aplikasi MyBengkel.
Penelitian ini menggunakan metode survei kuantitatif deskriptif, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pemilik bengkel motor dan mobil di Solo Raya berjumlah 75 bengkel. Pengumpulan data pada penelitian ini melalui wawancara dengan narasumber yaitu pemilik bengkel dan dengan menggunakan instrumen penelitian angket berupa kuisioner. Data hasil angket yang sudah diperoleh dari responden kemudian ditabulasi menggunakan Microsoft Excel ke dalam diagram untuk mendeskripsikan tingkat kesediaan pemilik bengkel terhadap aplikasi MyBengkel beserta alasan jika tidak bersedia untuk bergabung dengan aplikasi MyBengkel.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesediaan pemilik bengkel untuk bergabung dengan aplikasi MyBengkel adalah 93,3%. Dari hasil persentase tersebut dapat ditafsirkan besarnya presentase yang diperoleh masuk ke dalam klasifikasi sangat tinggi. Jadi, kesediaan pemilik bengkel untuk bergabung dengan aplikasi MyBengkel di smartphone sangat tinggi, sedangkan tingkat ketidaksediaan pemilik bengkel untuk bergabung dalam aplikasi MyBengkel ini masuk ke kategori sangat rendah yaitu 6,7%. Jadi, ketidaksediaan pemilik bengkel untuk bergabung dengan aplikasi MyBengkel sangat rendah. Terdapat tiga alasan tidak bersedia untuk bergabung yaitu: a. pemilik bengkel tidak bersedia bergabung dengan aplikasi MyBengkel karena kekurangan teknisi/mekanik diperoleh persentase sebesar 40%, b. pemilik bengkel yang tidak bersedia bergabung dengan aplikasi MyBengkel karena kekurangan alat/perlengkapan bengkel diperoleh persentase sebesar 20%, dan c. pmilik bengkel tidak mau bergabung dengan aplikasi MyBengkel karena jam buka bengkel yang tidak bisa diprediksi sebesar 40%.
Kata kunci: aplikasi MyBengkel, wilingness to participate, smartphone, bengkel motor dan mobil
