Abstrak


Perubahan Pola Komunikasi Perempuan Terhadap Teman Sebaya Setelah Mengalami Body Shaming (Studi Kasus pada Mahasiswi D3 Vokasi dan S1 Fisip UNS Surakarta)


Oleh :
Zefrien Roselina - D0216114 - Fak. ISIP

Di dalam dunia perkuliahan yang plural, setiap mahasiswi saling berkomunikasi entah secara interpersonal atau melalui media sosial. Terdapat berbagai macam pola komunikasi yang dibangun dengan harapan agar tercipta keharmonisan. Cara komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan pesan atau informasi juga berbeda- beda. Pesan yang diterima bisa bermakna negatif dan positif. Salah satu contoh pesan yang bermakna negatif adalah body shaming. Body shaming adalah perilaku mengkritik dan mengomentari fisik atau tubuh diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif, bahkan terkadang pelaku body shaming adalah teman dekat atau teman sebaya yang dengan sengaja atau tanpa sengaja melakukan itu. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui apakah ada perubahan pola komunikasi perempuan terhadap teman sebaya ketika komunikasi yang dibangun tidak memberikan efek positif seperti fenomena body shaming. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus untuk memberikan gambaran dan pemahaman mengenai perubahan pola komunikasi yang bisa terjadi setelah subjek penelitian mengalami body shaming. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori objektivikasi dan teori distorsi kognitif. Melalui hasil penelitian ini bisa di lihat bahwa perubahan pola komunikasi perempuan terhadap teman sebaya bisa berubah dan bisa tetap. Tergantung pola pikir kita. Pola pikir kita mempengaruhi pola komunikasi kita dengan orang lain. Dan analisa penelitian ini menjelaskan perubahan pola komunikasi perempuan setelah mengalami body shaming rata-rata berada dalam kemunduran atau tidak berubah tetap seperti biasa dengan skala perbandingan 3 :3. Oleh karena itu melalui penelitian ini bisa di simpulkan bahwa korban body shaming komunikasinya cenderung berubah menjadi tidak efektif di dunia nyata, walaupun tetap ada salah satu di antara mereka yang termotivasi dan melihat hal positifnya.

Keywords: pola komunikasi, body shaming,komunikasi interpersonal