Penelitian ini berjudul, Sejarah Adat Istiadat Kampung Naga di Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Menjelaskan latar belakang sejarah Kampung Naga. 2) Menjelaskan bagaimana tradisi adat istiadat Kampung Naga. 3) Menjelaskan bagaimana pola permukiman rumah adat Kampung Naga.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan ilmu budaya khususnya Antropologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, studi pustaka dan wawancara dengan beberapa informan sebagai sumber primer. Data-data yang terkumpul kemudian diseleksi, dianalisa, dan dinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan Antropologi budaya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kampung Naga bagian dari wilayah adat di Tasikmalaya masih sangat kuat dalam memepertahankan tradisi adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka (Eyang Sembah Dalem Singaparana). Lapisan tradisi adat istiadat meliputi Upacara Hajat Sasih, upacara Siklus kehidupan meliputi upacara, kelahiran, gusaran, perkawinan dan kematian. Selanjutnya adalah upacara yang berkaitan dengan bercocok tanam meliputi upacara menanam padi dan panen padi, upacara menyepi serta beberapa adat tambahan seperti Tradisi Marak. Tradisi adat istiadat penuh dengan aturan dan pantangan yang mengatur seluruh kehidupan masyarakat yang berupa larangan tabu dan pamali. Hal itu dianggap sebagai hukum yang tidak tertulis, harus dilakukan sepenuhnya dan tidak boleh melanggamya. Seperangkat nilai itu mengandung nilai luhur yang terkandung di dalamnya sehingga mencerminkan pribadi yang santun, ramah dan sating menghomrati. Hal itu menjadi keperibadian bersama secara kolektif dimiliki oleh setiap masyarakat Kampung Naga.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini ialah bahwa tradisi adat istiadat membawa pengaruh besar terhadap pola permukiman rumah adat Kampung Naga. Pola permukiman mengelompok (konsentris) pada satu titik yaitu bumi ageung yang dianggap sebagai rumah leluhur atau nenek moyang yaitu Eyang Sembah Dalem Singaparana Bangunan bumi ageung seolah-olah selalu menyatu dan mengikat kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Orientasi seluruh permukiman sama saling berhadap-hadapan kearah Utara dan Selatan, membentang dari arah Timur ke Bartat mengikuti pusat (centere) yaitu tempat yang dipercaya sebagai rumah cikal bakal atau pendiri desa (bumi ageung). Tempat itulah yang dianggap menjadi prasyarat utama bagi masyarakat Kampung Naga. Tradisi adat istiadat sebagai faktor yang sangat penting menjadi pembentuk identitas masyarakat adat Kampung Naga yang dilakukan sepenuhnya secara turun-temurun.