Metode. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan postest only control group design . Tikus jantan galur Wistar sebanyak 30 ekor dibagi menjadi
5 kelompok secara acak. Kelompok 1 diberi pakan standar, kelompok II diberi pakan tinggi lemak dan induksi streptozotocin-nicotinamide, kelompok III, IV dan V diberi pakan tinggi lemak dan induksi streptozotocin-nicotinamide serta ekstrak akar kelor
150 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 350 mg/kgBB selama 28 hari. Ekspresi BCL-2 pada jaringan testis tikus diamati dan diukur dengan IDS (Intensity Distribution Score) kemudian dianalisis dengan uji Kruskal-wallis dan post hoc Mann-whitney. Pengaruh besar dosis ekstrak etanolik akar kelor terhadap ekspresi BCL-2 dianalisis dengan uji regresi linier sederhana.
Hasil. Pada pengamatan histopatologi jaringan testis tikus didapatkan skor rerata ekspresi BCL-2 sebesar 8,44 pada K1; 20,02 pada K2; 17,14 pada K3; 16,30 pada K4; dan 11,57 pada K5. Ekspresi BCL-2 dari paling tinggi ke paling rendah dapat diurutkan sesuai kelompok yaitu K2, K3, K4, K5, dan K1.
Simpulan. Pemberian ekstrak akar kelor tidak mampu meningkatkan ekspresi BCL-2 pada jaringan testis tikus putih (Rattus norvegicus) model sindroma metabolik dengan induksi streptozotocin-nicotinamide dan diet tinggi lemak.
Kata Kunci: Ekstrak akar kelor, BCL-2, apoptosis, spermatogenesis, Streptozotocin- nicotinamide, sindroma metabolik