;

Abstrak


Diskursus Nyesek sebagai Simbol Kedewasaan Perempuan Lombok


Oleh :
Devi Adlina Putri - S701808002 - Sekolah Pascasarjana

Abstrak

Tesis yang berjudul “Diskursus Nyesek Sebagai Simbol kedewasaan Perempuan Lombok” ini difokuskan pada tiga hal yaitu, sebab wacana nyesek dilestarikan, wacana nyesek sebagai pembentuk sistem gender pada Suku Sasak, kemudian bagaimana pengaruh   perubahan makna wacana nyesek bagi perempuan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui alasan wacana nyesek dilestarikan, wacana nyesek sebagai pembentuk sistem gender, serta perubahan makna pada wacana nyesek bagi perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kajian Budaya, dengan paradigma keilmuan berada pada wilayah kajian kritis postmodern. Untuk metode penelitiannya sendiri menggunakan mixs methode yaitu deskriptif-kualitatif dan tekstual. Data berupa lisan dari hasil wawancara mendalam bersama perempuan Sasak (25-90 tahun) yang ditentukan menggunakan teknik sampel purposive dan tulisan catatan peristiwa observasi menjadi data primer yang diolah secara kritis untuk mendapatkan hasil kajian yang diperlukan. Dalam menganalisis data digunakan teknik analisis kritis yang dilakukan melalui teori kritis yang diterapkan. Teori yang digunakan untuk mengkaji adalah teori power milik Michel Foucault. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dirumuskan tiga simpulan. Pertama, wacana nyesek sebagai sistem gender pada perempuan sejak awal dibentuk oleh masyarakat Suku Sasak. Wacana nyesek sebagai sistem pendisiplinan terhadap tubuh sosial perempuan memposisikannya sebagai objek dari relasi kuasa-pengetahuan. Kedua, wacana nyesek membentuk sistem gender melalui pendisiplinan tubuh perempuan. Ketiga, wacana nyesek sebagai pendidikan moral dan identitas perempuan, pada era modern ini dimaknai sebagai modal budaya yang didukung oleh munculnya wacana baru yaitu wacana bejage jari bekal lemaq untuk menyokong industri pariwisata, hal ini melemahkan hubungan wacana nyesek dengan sistem gender perempuan Sasak masa kini, tetapi pada sisi lain menguatkan hubungan antara wacana nyesek dengan sistem ekonomi.

Kata kunci: wacana nyesek, tradisi nyesek, perempuan, Lombok