;

Abstrak


Diskursus Maskulinitas Gay di Surakarta


Oleh :
Dita Anggrahinita Yusanta - S701808003 - Sekolah Pascasarjana

Abstrak

Tesis yang berjudul “Diskursus Maskulinitas Gay di Surakarta”  ini difokuskan pada tiga hal yaitu, sebab terjadinya diskursus maskulinitas di dalam gay, proses terjadinya diskursus tersebut, dan implikasi dari diskursus maskulinitas terhadap gay. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kejelasan tentang penyebab, proses dan implikasi diskursus maskulinitas dalam gay di Surakarta. Teori yang digunakan untuk mengkaji adalah teori diskursus dari M. Foucault dan teori hegemoni maskulinitas RW Connel. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan teknik analisis data deskriptif interpretatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Adapun sumber data utama adalah wacana maskulinitas dalam kelompok gay di Surakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan empat teknik yaitu observasi, wawancara, diskusi kelompok (FGD) dan studi dokumen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dirumuskan tiga simpulan. Pertama, alasan dibangunnya diskursus maskulinitas pada gay di Surakarta dikarenakan adanya pendisiplinan wacana maskulinitas Jawa dalam masyarakat yang menuntut gay, sebagai seorang laki-laki untuk berperilaku maskulin. Pendisiplinan tersebut dilakukan melalui proses normalisasi, regulasi, dan penghargaan. Kedua, gay membentuk wacana maskulinitas dengan cara berperilaku straight acting untuk menutupi orientasi seksualnya yang selama ini menjadi pengganjal dalam mewujudkan tercapainya standar maskulinitas ideal. Ketiga, alienasi dan perilaku hypermasculin merupakan implikasi dari diskursus maskulinitas yang dibangun oleh gay. Hasil genealogi wacana ditemukan bahwa wacana maskulinitas Jawa menjadi satu-satunya sumber pembentuk diskursus maskulinitas dalam kelompok gay. Terdapat wacana maskulinitas lain yang diketahui oleh gay seperti wacana maskulinitas K-Pop dan nurture masculinity, namun wacana maskulinitas tersebut justru tidak mempengaruhi konsep maskulinitas yang ada di dalam diri gay. Hal itu dikarenakan wacana maskulinitas Jawa yang paling dekat dengan kehidupan gay.

Kata kunci: diskursus, gay, maskulinitas