;

Abstrak


Analisis Proses Berpikir Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika di SMAN 3 Boyolali Ditinjau dari Adversity Quotient


Oleh :
Luthfi Nur Pamungkas - S851702018 - Sekolah Pascasarjana

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir Climber, Camper, dan Quitter dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan subjek penelitian terdiri dari 9 siswa dari kelas XI IPA 6 SMAN 3 Boyolali. Pemilihan subjek menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes angket Adversity Quotient. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi, tes, dan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menurut Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menujukkan bahwa proses berpikir dalam memecahkan masalah siswa climber dan camper memenuhi indikator proses berpikir predikatif. Indikator yang pertama yaitu siswa mampu mengungkapkan apa yang diketahui dan ditanyakan dan menentukan apakah yang diketahui dan ditanyakan sudah cukup untuk menyelesaikan masalah. Indikator yang kedua yaitu siswa mampu mengaitkan materi/konsep/rumus yang ada pada masalah dengan materi yang sudah pernah dipelajari dengan benar dan mampu mengetahui strategi apa yang akan digunakan dengan benar. Indikator yang ketiga yaitu siswa mampu menyelesaikan permasalahan menggunakan langkah yang runtut. Indikator yang keempat yaitu siswa meyakini kebenaran dari solusi masalah namun belum dapat menemukan metode penyelesaian yang lain. Proses berpikir dalam memecahkan masalah siswa quitter memenuhi indikator proses berpikir fungsional. Indikator yang pertama yaitu siswa tidak mampu mengungkapkan apa yang diketahui dan ditanyakan karena cenderung ingin cepat menyelesaikan masalah. Indikator yang kedua yaitu siswa tidak mampu mengaitkan materi materi/konsep/rumus yang ada pada masalah dengan materi yang sudah pernah dipelajari dengan benar dan  tidak mampu mengetahui strategi apa yang akan digunakan dengan benar karena cenderung to the point. Indikator yang ketiga yaitu siswa tidak mampu menyelesaikan pernasalahan dengan langkah yang runtut. Indikator yang keempat yaitu siswa meragukan kebenaran dari solusi masalah dan tidak menggunakan penyelesaian lain. 

Kata kunci: proses berpikir, pemecahan masalah matematika, Adversity Quotient.