Abstrak


Penerapan Model Bermain Lompat Raihan Menyentuh Benda Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Tinggi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Gedeg Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011


Oleh :
Harnoto - X4709046 - Fak. KIP

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan  hasil belajar siswa, kualitas dan sikap siswa, serta perilaku siswa dalam pembelajaran lompat tinggi. Memberikan motivasi siswa melalui pendekatan pembelajaran dengan penerapan model bermain sehingga siswa lebih berminat, senang, dan memahami aktifitas lompat tinggi sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Penelitian ini menggunakan metode action research (tindakan kelas). Adapun subyek adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Gedeg, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Tahun Ajaran 2010/2011. Jumlah subyek yang digunakan adalah sebanyak 31 siswa, terdiri dari 17 siswa putra, dan 14 siswa putri.
Data hasil penelitian ini berupa hasil belajar siswa mengenai kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat tinggi dalam setiap kondisi yaitu kondisi awal, pembelajaran pada siklus 1, dan pembelajaran pada siklus  ke 2. Hasil belajar siswa berbentuk score total yang diperoleh siswa dalam penilaian dari setiap komponen pembelajaran lompat tinggi. Penilaian diperoleh melalui lembar observasi yang di isi I dinilai oleh peneliti berdasarkan sikap hasil belajar yang ditampilkan siswa pada saat pelaksanaan tes. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan penerapan model bermain yang sesuai dengan latar belakang permasalahan dan kriteria siswa pada pembelajaran lompat tinggi mampu meningkatkan basil pembelajaran siswa pada materi lompat tinggi  secara optimal. Terdapat peningkatan pada siswa dari kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2, baik dari peningkatan nilai rata-rata maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Nilai rata-rata kemampuan aktifitas lompat tinggi pada kondisi awal (67.77), siklus 1 (70.97) dan siklus 2 (75.39), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus 2 sebesar (7.62). Dari banyaknya siswa sebesar 90.32%-90% siswa yaitu 28 siswa dari jumlah keseluruhan 31 siswa memiliki nilai di atas nilai ketuntasan minimal/KKM (68.00). Sedangkan pada kondisi awal hanya 19 siswa (61.29%) dari 31 siswa yang memiliki nilai di atas KKM (68.00). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan basil belajar siswa sebesar 29.03?ri kondisi awal.