Abstrak


Profil Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI pada Konsep Momentum dan Impuls


Oleh :
Tri Wahyuni Maduretno - K2308020 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi  profil miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada konsep Momentum dan Impuls dengan studi kasus di SMA Negeri 3 Surakarta dan SMA Negeri 5 Surakarta.
Penelitian miskonsepsi siswa ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif.  Populasi penelitian adalah siswa SMA kelas XI di SMA Negeri 3 Surakarta sebagai perwakilan RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Intemasional) dan SMA Negeri 5 Surakarta sebagai perwakilan SSN (Sekolah Standar Nasional). Sampel penelitian ini adalah dua kelas di kedua sekolah tersebut. Pengambilan sampel ini didasarkan pada heterogenitas tingkat kecerdasan siswa di dalam kelas-kelas tersebut dengan teknik cluster sampling. Adapun total sampel penelitian ini sebanyak 126 siswa kelas XI, masing-masing di SMA Negeri 3 Surakarta sebanyak 63 siswa dan di SMA Negeri 5  Surakarta 63 siswa. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan memberikan tes diagnostik dalam bentuk pilihan ganda beralasan. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan menyajikan perhitungan persentase kemudian menabulasikan dalam bentuk diagram batang.
Berdasarkan hasil tes miskonsepsi siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Surakarta dan SMA Negeri 5 surakarta teridentifikasi miskonsepsi konsep momentum dan impuls.  Adapun profil miskonsepsi di SMA Negeri 3 Surakarta dan SMA Negeri 5 Surakarta dengan rata-rata persentase miskonsepsi di atas 30% yaitu pada sub konsep: a.Impuls; b.Impuls sama dengan perubahan momentum; c.Pada masing-masing tumbukan berlaku kekekalan momentum; d.Tumbukan lenting sempuma, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali. Sedangkan persentase miskonsepsi tiap item soal di atas 30?alah (1) miskonsepsi tentang momentum termasuk besaran skalar; (2) miskonsepsi tentang benda yang bermassa lebih besar, energi yang dimilikinya juga lebih besar (Ek ex: m), saat kedua benda menempuh jarak sama dan momentum kedua benda sama besar; (3) impuls yang diterima oleh benda dipengaruhi oleh  kecepatan benda; (4) impuls dipengaruhi oleh kecepatan suatu benda dan juga impuls hanya dipengaruhi oleh dorongan tetapi tidak dipengaruhi oleh tarikan; (5) arah perubahan momentum sebagai arah dari titik momentum akhir menuju ke titik momentum awal; (6) impuls truk yang menumbuk dinding mendapatkan  gaya yang lebih kecil karena truk memiliki kecepatan yang lebih kecil sehingga impuls yang didapatkan  lebih kecil; (7) benda yang memiliki massa lebih besar memiliki kecepatan awal  nol dan kecepatan akhirnya yang lebih besar sehingga impuls yang mengenai benda itu juga besar; (8) momentum total saat kedua orang dalam keadaan diam dan setelah saling mendorong itu berbeda; (9) impuls sama dengan momentum benda dan benda  bermassa lebih besar mendapatkan impuls yang lebih besar; (10) tidak berlakunya kekekalan momentum saat kasus troli yang bergerak ke arah horizontal kemudian terisi  pasir dari atasnya; (11) momentum total dalam sistem tertutup tidak tergantung pada arah masing-masing momentumnya; (12) total energi kinetik   setelah born meledak sama dengan sebelum meledak;(13) benda A menumbuk benda B dalam sistem tertutup secara lenting sempurna, hal ini menunjukkan bahwa  hanya  benda A yang berlaku kekekalan momentum dan kekekalan energi; (14) kekekalan  momentum dan kekekalan energi berlaku pada setiap keadaan; (15) kecepatan sistem (peluru dan balok kayu) lebih besar dari kecepatan balok besi (peluru terpental). Khusus di SMA Negeri 5 Surakarta juga mengalami miskonsepsi pada sub konsep impuls sama dengan perubahan momentum yaitu impuls yang diterima oleh benda sama dengan momentum  benda pada setiap keadaan.