Abstrak


Realisasi Makna Eksperiensial Sebagai Dampak dari Kastrasi Linguistik Pada Subtitle Film The Kingdom (2007) Dengan Pendekatan Systemic Functional Linguistics


Oleh :
Romel Noverino - T141408009 - Sekolah Pascasarjana

Disertasi studi penerjemahan dengan pendekatan Systemic Functional Linguistics pada dimensi metafungsi ideasional ini bertujuan untuk mengkaji realisasi makna eksperiensial  pada  subtitle  yang  mengalami  kastrasi  linguistik.  Secara  rinci, disertasi ini bertujuan untuk: (1) memaparkan konstituen klausa dalam sistem transitivitas yang mengalami kastrasi linguistik pada subtitle Bahasa Indonesia film The Kingdom (2007) dan realisasi makna eksperiensial pada terjemahannya; (2)  memaparkan  elemen  nominal  group  dalam  konstituen  partisipan  yang mengalami kastrasi linguistik pada subtitle Bahasa Indonesia film The Kingdom (2007) dan realisasi makna eksperiensial pada terjemahannya; (3) memaparkan elemen verbal group dalam konstituen proses yang mengalami kastrasi linguistik pada subtitle Bahasa Indonesia film The Kingdom (2007) dan realisasi makna eksperiensial  pada  terjemahannya,  khususnya  kastrasi  linguistik  pada  elemen finite yang terkait dengan kala, polaritas dan modalitas; (4) memaparkan elemen adverbial  dan/atau  prepositional  phrase  dalam  konstituen  sirkumstan  yang mengalami kastrasi linguistik pada subtitle Bahasa Indonesia film The Kingdom (2007) dan realisasi makna eksperiensial pada terjemahannya; (5) memaparkan kualitas subtitle Bahasa  Indonesia  film  The Kingdom (2007)  yang mengalami kastrasi  linguistik  pada  konstituen  klausa  dan  elemen-elemennya  dari  aspek keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan.
Jenis penelitian pada disertasi ini adalah kualitatif dengan sifat deskriptif pada sumber data film The Kingdom (2007) dan terjemahan resmi Bahasa Indonesia. Data primer berupa data objektif dan data afektif. Data objektif diperoleh dengan analisis dokumen berupa klausa Bahasa Inggris yang terjemahannya mengalami kastrasi  linguistik  pada  konstituennya  dan  elemennya  serta  subtitlenya.  Data afektif diperoleh dari Focus Group Discussion (FGD) berupa penilaian kualitas terjemahan. Data sekunder diperoleh dari pelbagai temuan dan informasi  dari penelitian lain yang relevan dengan disertasi ini. Data dianalisis dengan menerapkan analisis domain, taksonomi, komponensial dan tema budaya.
Hasil penelitian terkait tujuan penelitian pertama menunjukkan bahwa kastrasi linguistik terjadi pada konstituen partisipan, proses dan sirkumstan dalam tujuh kombinasi. Kastrasi linguistik pada konstituen partisipan menghasilkan realisasi makna eksperiensial yang menghilangkan pelibat dari suatu proses. Kastrasi linguistik  pada  konstituen  proses  menghilangkan  makna  eksperiensial  karena esensi dari makna eksperiensial terletak pada konstituen ini. Sementara, Kastrasi linguistik  pada konstituen  sirkumstan menghasilkan makna eksperiensial  yang menghilangkan keterangan sirkumstansial dari terjadinya proses.
Hasil penelitian terkait tujuan penelitian kedua menunjukkan bahwa kastrasi linguistik terjadi pada semua elemen nominal group dalam dua puluh satu kombinasi. Dampak dari terkastrasinya elemen nominal group menghasilkan realisasi makna eksperiensial dengan entitas yang berbeda.
Hasil penelitian terkait tujuan penelitian ketiga menunjukkan bahwa verbal group mengalami kastrasi linguistik pada elemen finite, event, finite dan event, serta mood adjunct dalam empat kombinasi. Kastrasi linguistik pada elemen finite menghasilkan realisasi makna eksperiensial yang menghilangkan makna terkait kala, polaritas dan modalitas. Kastrasi linguistik pada elemen event terjadi pada klausa yang memuat elemen finite dan event dan akibat dari terkastrasinya elemen event adalah realiasi makna eksperiensial yang menempatkan finite sebagai verba utama. Kastrasi linguistik pada klausa yang memuat elemen finite dan event sama seperti terkastrasinya konstituen proses, yaitu menghilangkan makna eksperiensial klausa. Kastrasi linguistik pada mood adjunct mengakibatkan hilangnya ungkapan tertentu yang disampaikan oleh pembicara terkait dengan proses pada klausa.
Hasil penelitian terkait tujuan penelitian keempat menunjukkan bahwa elemen adverbial dan/atau prepositional phrase mengalami kastrasi linguistik pada semua elemennya  dalam  tiga  kombinasi.  Realisasi  makna  eksperiensial  yang  terjadi adalah hilangnya informasi yang bersifat spasial, temporal, hal dan lainnya terkait proses.
Hasil penelitian terkait tujuan penelitian kelima menunjukkan bahwa kastrasi linguistik memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas terjemahan. Dari tiga kriteria kualitas terjemahan, aspek keakuratan mengalami dampak yang terbesar dengan nilai rerata 1.65. Sementara aspek keberterimaan dan keterbacaan memiliki nilai rerata yang sama, yaitu 2.15.
Klausa sebagai representasi makna ideasional merupakan sistem tata bahasa yang dapat digunakan pembicara untuk menafsirkan atau menjelaskan pelbagai makna eksperiensial  dengan  variasi  yang  sangat  beragam.  Implikasi  penting  dari terjadinya kastrasi linguistik pada terjemahan klausa adalah ekspresi pembicara tentang pengalamannya terkait pelbagai hal yang terjadi di sekitarnya, sebagai ruang semiotika tempatnya bergerak, menjadi tidak utuh atau bahkan menjadi hilang. Demikian juga kastrasi linguistik yang terjadi pada elemen-elemen dari masing-masing konstituen tersebut.

Kata kunci: Kastrasi Linguistik, Kualitas Terjemahan, Makna Eksperiensial, Metafungsi Ideasional, Sistem Transitivitas, Subtitle, Systemic Functional Linguistics