Abstrak


Hubungan Beban Kerja Mental dan Keleahan Kerja dengan Stres Kerja pada Pengajar di SMP N 3 Karanganyar


Oleh :
Nadia Khairunnisa - R0217066 - Sekolah Vokasi

Nadia Khairunnisa, R0217066, 2021. Hubungan Beban Kerja Mental dan Keleahan Kerja dengan Stres Kerja pada Pengajar di SMP N 3 Karanganyar, Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang: Pendidikan merupakan upaya memajukan masyarakat suatu bangsa menuju kehidupan yang maju dan berkembang. Namun adanya pandemi COVID-19 menjadikan kegiatan belajar dilakukan dengan memberlakukan pembelajaran jarak jauh secara daring. Tuntutan mengoperasikan gadget dan aplikasi pembelajaran serta metode daring merupakan hal baru yang harus dikuasai pengajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan analisis hubungan beban mental dan kelelahan kerja dengan stres kerja pada pengajar di SMP N 3 Karanganyar. Perlunya adaptasi terhadap pembelajaran serta banyaknya tuntutan kerja dapat menimbulkan beban kerja mental dan kelelahan yang meningkatkan risiko timbulnya stres kerja.

Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian diperoleh dari pengajar di SMP N 3 Karanganyar sejumlah 34 orang. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan non-probability sampling. Pengukuran data beban kerja mental dengan kuesioner NASA-TLX, kelelahan kerja dengan reaction timer, dan pada stres kerja menggunakan kuesioner stres kerja. Instrumen beban kerja mental dan stres kerja yang digunakan telah divalidasi oleh ahli. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji somers’d untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik ordinal untuk analisis multivariat.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki beban kerja mental tinggi (67,6%), kelelahan kerja sedang (44,12%), dan stres kerja sedang (58,82%). Hasil uji korelasi somers’d menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja mental dengan stres kerja (p-value=0,000; r=0,534) dan juga terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan stres kerja (p-value=0,006; r=0,352). Hasil regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa beban kerja mental kategori tinggi (wald=7,163; p=0,007) memiliki mempengaruhi lebih besar pada timbulnya stres kerja dibanding variabel kelelahan kerja kategori ringan (wald=6,24; p=0,012) dan sedang (wald=4,048; p=0,044).

Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja mental dan kelelahan kerja dengan stres kerja pengajar SMP N 3 Karanganyar. Beban kerja mental memiliki pengaruh lebih besar terhadap terjadinya stres kerja dibanding dengan kelelahan kerja.

Kata Kunci: Beban Kerja Mental, Kelelahan Kerja, Stres Kerja, Pengajar