;
Latar Belakang:
Terapi LES didominasi dengan obat sitotoksik sehingga dibutuhkan terapi baru yang efektif namun dengan efek samping minimal. Lendir dari bekicot (Achatina fulica) mengandung 2 tipe protein yaitu heparan dan acharan sulfat, yang dapat mempercepat fase inflamasi dan dapat menggantikan filtrasi membran glomerular yang rusak pada fibrosis interstitial ginjal. Penggunaanlendir bekicot pada nefritis lupusbelum pernahdilakukan dan memiliki keunggulan harga murah, efek samping minimal, dengan potensi manfaat yang besar.
Tujuan:
Mengetahui pengaruh pemberian lendir bekicot terhadap ekspresi IL-12 dan derajat fibrosis interstitial ginjal pada mencit sebagai model nefritis lupus
Metode:
Penelitian eksperimental dengan mencit sebagai hewan coba. Mencit dibagi menjadi 5 grup: grup kontrol, mencit lupus tanpa perlakuan, dengan terapi standar (metil prednisolon), terapi lendir bekicot, dan terapi standar kombinasi lendir bekicot.Pada akhir bulan ke 5 mencit dikorbankan dan dilakukan pemeriksaan darah dan histologi ginjal. Data dianalisa deskriptif, Shapiro-Wilk, dilanjutkan dengan uji Anova dan Post Hoc Test.
Hasil:
Perbedaan kadar IL-12 pada grup dengan terapi metil prednisolone menunjukkan hasil terbaik dalam menurunkan secara signifikan IL-12 dibandingkan grup tanpa terapi (p = 0.004) sedangkan grup dengan terapi lendir bekicot cenderung mengalami peningkatan IL-12 namun tidak signifikan (p = 0.157). Derajat fibrosis interstitialpada grup dengan terapi kombinasi cenderung mengalami penurunan lebih besar dibandingkandengan grup terapi standar ataupun grup terapi tunggal lendir bekicot (p = 0.007; p = 0.992).
Kesimpulan:
Terdapat pengaruh pemberian lendir Achatina fulica terhadap kenaikan ekspresi IL-12 dan penurunan derajat fibrosis interstitial pada mencit model nefritis lupus.