Abstrak


Perbedaan Kejadian Pneumonia Komunitas pada Pasien PPOK dengan Kortikosteroid Inhalasi dan tanpa Kortikosteroid Inhalasi di RSUD Dr. Moewardi


Oleh :
Zaera Feridina Azzahroh - G0018219 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronis merupakan salah satu penyakit yang menjadi permasalahan kesehatan dunia karena tingginya angka insidensi dan prevalensinya. Berdasarkan data dari World Heath Organization (WHO), terdapat 251 juta orang di dunia yang menderita PPOK pada tahun 2016 dan PPOK berada diurutan ke 4 penyebab kematian di dunia. Sedangkan di Indonesia, kejadian PPOK pada kelompok usia lebih dari 30 tahun sebesar 3,7% per satu juta penduduk. Kortikosteroid inhalasi merupakan salah satu   pilihan terapi pada PPOK karena dapat menurunkan kejadian eksaserbasi. Namun, penggunaan kortikosteroid inhalasi dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya pneumonia komunitas pada pasien PPOK. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbandingan kejadian pneumonia komunitas pada pasien PPOK pengguna kortikosteroid inhalasi dan tanpa kortikosteroid inhalasi.

Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik menggunakan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 50 pasien terdiagnosis PPOK periode Januari 2019-Desember 2019 di RSUD Dr. Moewardi. Pengambilan sampel menggunakan data rekam medis pasien dengan metode total sampling. Data dianalisis menggunakan SPSS 24 for windows dengan uji Chi-Square. Namun, terdapat syarat uji yang tidak terpenuhi sehingga dilakukan uji alternatif berupa uji Mann-Whitney.

Hasil: Didapatkan perbedaan kejadian pneumonia komunitas pada pasien PPOK dengan kortikosteroid inhalasi dan tanpa kortikosteroid inhalasi yang signifikansecara statistik (p=0.043). Adapun nilai odds ratio sebesar 3,39 (95% CI: 0.655-17,556).

Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kejadian pneumonia komunitas pada pasien pengguna kortikosteroid inhalasi dan tanpa kortikosteroid inhalasi di RSUD. Dr. Moewardi.