Abstrak


Pemaknaan Audiens terhadap Konstruksi Horor dalam Film Pengabdi Setan (Studi Deskriptif Kualitatif pada Anggota GERKATIN Solo)


Oleh :
Abdullah Azzam Ayasy - D0215001 - Fak. ISIP

Film merupakan media untuk menyampaikan pesan yang bersifat audio visual. Dalam sebuah film, khususnya film horor, audio memegang peranan yang penting. Film horor menyajikan unsur-unsur atau konstruksi yang digunakan untuk membangkitkan rasa takut, salah satunya melalui unsur audio. Bagi sebagian orang, terutama penyandang tunarungu, audio dalam film tidak terlalu berfungsi maksimal. Hal itu menyebabkan perbedaan penafsiran makna ketika menonton film horor. Penelitian ini memiliki maksud untuk mengetahui bagaimana tunarungu memaknai konstruksi horor film tanpa bantuan audio. Film yang menjadi objek merupakan film Pengabdi Setan.
Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis resepsi yang dikembangkan oleh Stuart Hall. Penelitian ini juga dibantu menggunakan model encoding – decoding untuk menganalisa temuan di lapangan.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun  sumber data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari wawancara dan sekunder yang berasal dari jurnal serta artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. Narasumber yang diwawancarai merupakan penyandang tunarungu yang tinggal di Kota Solo serta telah menonton film Pengabdi Setan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa cara penyandang tunarungu dalam menerima dan memaknai konstruksi horor dalam film Pengabdi Setan adalah melalui sajian visual. Setelah menerima pesan, maka narasumber akan menganalisisnya, yang kemudian akan dihasilkan menjadi sebuah pemaknaan. Pemaknaan yang dihasilkan dipengaruhi oleh tiga model posisi encoding – decoding Stuart Hall. Untuk posisi hegemoni dominan, para narasumber memaknai konstruksi yang bersifat audio sebagai pembangkit rasa takut. Kemudian untuk posisi negosiasi, hasil pemaknaan dari narasumber menyebutkan bahwa unsur-unsurnya dapat membuat suasana menjadi mencekam. Selanjutnya, posisi oposisi, pemaknaan yang disimpulkan yaitu, unsur dalam posisi ini tidak mampu menciptakan suasana mencekam.

Kata Kunci: Analisis Resepsi, Konstruksi Horor, Film, Kelompok Tunarungu.