ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses siswa kelas V SDN Pesantren Kabupaten Batang. (2) Mendeskripsikan hambatan-hambatan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran IPA. (3) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Pesantren Tahun Pelajaran 2008/2009 sebanyak 20 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan tes hasil belajar. Teknik analisiss data dalam penelitian menggunakan analisis model interaktif (Milles dan Hubberman, 2000) yang meliputi: (1) Reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA, yaitu ditandai dengan: (a) siswa memunculkan banyak gagasan, pertanyaan, jawaban, gagasan dan ide sendiri, (b) siswa memecahkan masalah dengan cara berbeda dan memikirkan cara-cara baru, (c) siswa kelas V sebanyak 20 anak mengalami peningkatan kreativitas yaitu sebelum tindakan hanya 5 anak yang kreatif (25%), setelah tindakan menjadi 18 anak (90%), dan (d) siswa mampu membuat alat-alat sederhana yang menerapkan sifat-sifat cahaya. 2. Hambatan-hambatan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA yaitu: (a) siswa kesulitan menyusun hipotesis, melakukan eksperimen, menentukan data, dan menarik kesimpulan, (b) pembelajaran didominasi siswa yang aktif, (c) dalam kegiatan kelompok siswa tidak mau bekerjasama, (d) guru harus aktif memperhatikan dan membimbing siswa, dan (d) memerlukan fasilitas dan waktu yang banyak. 3. Gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yaitu proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung melalui kegiatan observasi, hipotesis, penelitian, inferensi, aplikasi hingga mengkomunikasikan baik secara lisan maupun tertulis. Dengan eksperimen siswa tidak hanya mengenal fakta, namun mengetahui proses dan berlatih memecahkan masalah. Sehingga menemukan sendiri fakta dan konsep yang dipelajari