Pendahuluan: Pada sindroma metabolik terjadi peningkatan ekspresi ACE2 pada paru akibat kompensasi terjadinya peningkatan aktivitas angiotensin II, hal ini menyebabkan sindroma metabolik menjadi faktor risiko terinfeksi COVID-19. Senyawa metabolik sekunder yang terkandung dalam daun kelor dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanolik daun kelor (Moringa oleifera, Lam.) terhadap ekspresi ACE2 jaringan paru tikus Wistar (Rattus norvegicus) model sindrom metabolik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan posttest only control group design. Subjek penelitian adalah 30 ekor tikus Wistar yang terbagi menjadi 5 kelompok, yaitu K1 merupakan kontrol negatif, K2 merupakan kontrol positif, sedangkan K3, K4, dan K5 merupakan kelompok tikus dengan sindrom metabolik dan diberikan ekstrak etanolik daun kelor dengan dosis berturut-turut sebanyak 150 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 350 mg/kgBB. Analisis data perbedaan ekspresi ACE2 jaringan paru di tikus dilakukan menggunakan uji Independent T test, one-way ANOVA,uji Post-hoc Tukey HSD, dan uji regresi linier.
Hasil: Ekspresi ACE2 jaringan paru tikus tertinggi didapatkan pada kelompok K2 (209.15), sedangkan ekspresi terendah pada K1 (68.40). Berdasarkan uji Independent T test, one-way ANOVA, dan Post-hoc Tukey HSD terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) rata-rata ekspresi ACE2 jaringan paru antar K1 terhadap K2, serta K2 terhadap K4 dan K5. Hasil uji regresi liner menunjukkan peningkatan pemberian dosis ekstrak etanolik daun kelor dapat menurunkan ekspresi ACE2 jaringan paru walaupun pengaruhnya tidak signifikan (p>0.05).
Kesimpulan: Ekstrak etanolik daun kelor (Moringa oleifera, Lam.) dengan dosis 250 mg/KgBB dan 350 mg/KgBB mampu menurunkan tingkat ekspresi ACE2 jaringan paru tikus Wistar sindrom metabolik secara signifikan.