Mewabahnya COVID-19 menjadi pandemi global telah memberikan banyak dampak negatif bagi banyak negara, salah satunya bagi negara Filipina. Dalam rangka mengatasi dampak negatif yang diakibatkan oleh COVID-19 di wilayahnya, Pemerintah Filipina memutuskan untuk menerima bantuan internasional dari berbagai pihak, salah satunya dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Walaupun diberikan oleh pemerintah AS atas dasar nilai – nilai kemanusiaan, bantuan ini tidak sepenuhnya bersih dari kepentingan politik di belakangnya. Pemberian bantuan dari pemerintah AS ini telah berhasil mengubah keputusan politik dari Pemerintah Filipina yang semula ingin membatalkan perjanjian keamanan antara AS dengan Filipina, atau lebih dikenal dengan Visiting Forces Agreement (VFA), menjadi bersedia menunda pembatalan perjanjian bilateral di bidang keamanan tersebut. Lewat studi kasus hubungan antara negara Filipina dengan AS, dapat diketahui bahwa bantuan internasional dapat digunakan sebagai alat bagi suatu negara untuk mempengaruhi keputusan politik negara lain. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif eksplanatif dengan mengacu kepada teori bantuan internasional ini telah membuktikan bahwa bantuan internasional merupakan aspek yang telah mempengaruhi keputusan Pemerintah Filipina di masa pandemi COVID-19
