;

Abstrak


Overload Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi


Oleh :
Hanif Prahita Pramana - S231908010 - Fak. ISIP

Pandemi Covid-19 turut merubah cara kerja dan cara berkomunikasi berbagai tempat kerja termasuk Direktorat Jenderal Pajak. Teknologi tidak hanya menyediakan cara baru untuk berkomunikasi satu sama lain di tempat kerja, tetapi juga secara mendasar mengubah cara komunikasi dan memberikan bentuk komunikasi serta interaksi baru. Melalui penerapan Computer-Mediated-Communication (CMC), media komunikasi mengambil alih peranan komunikasi tatap muka pada saat konsultasi. Namun, penerapan atas pemilihan media komunikasi bukanlah tanpa dampak. Penggunaan media komunikasi dilapangan menyebabkan peningkatan kuantitas informasi secara masif dan menimbulkan beban kerja baru hingga menyebabkan pegawai mengalami overload informasi.  
Faktanya, berkomunikasi dalam organisasi atau di lingkungan profesional mengadaptasi penggunaan komputer dan sepenuhnya mengubah dinamika komunikasi organisasi. Proses overload informasi yang dialami pegawai juga merubah bagaimana iklim komunikasi organisasi yang terbentuk dalam suatu organisasi. Iklim komunikasi organisasi yang sehat akan meningkatkan produktivitas kerja dan begitu juga sebaliknya. Melalui penggunaan Teori Kekayaan Media (MRT), Social Information Processing Theory (SIPT) dan dimensi iklim komunikasi organisasi Redding, penelitian ini bertujuan mendalami terbentuknya iklim komunikasi organisasi yang terbentuk dari overload informasi yang dialami pegawai. Penelitian ini juga bertujuan menggambarkan persepsi pegawai atas produktivitas yang ada pada saat mengalami overload informasi. 
Menggunakan metode kualitatif studi kasus eksplanatif, melalui wawancara semi terstuktur dengan tujuh belas pegawai, diperoleh hasil penelitian bahwa penerapan dan pemilihan media mampu menginisiasi terjadinya overload informasi. Selanjutnya, overload informasi yang dirasakan oleh pegawai mempunyai beberapa dampak diantaranya miskomunikasi, perlunya melakukan penambahan jam layanan hingga filtering informasi yang wajib dilakukan. Dari dimensi iklim komunikasi organisasi, dua dimensi mengalami perubahan yakni pengambilan keputusan partisipasif dan tujuan berkinerja tinggi. Hal tersebut didukung dari persepsi pegawai mengenai produktivitas yang ada menjadi lebih produktif yang “semu”.