Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana pengarang memunculkan hasrat yang terpendam melalui karyanya. Hasrat tersebut muncul ketika masa kanak-kanaknya. Lalu mimpi tersebut memenuhi pemenuhan hasratnya. Mimpi terbagi menjadi dua, mimpi laten dan mimpi manifes. Untuk membuktikan hal tersebut dapat diketahui melalui pekerjaan mimpi; kondensasi, pengalihan, dan simbolisasi. Sabda Armandio Alif melalui karyanya berjudul Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya secara tidak langsung menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang jiwanya mengalami represi. Ditunjukan melalui karyanya, bahasa yang digunakan memiliki bentuk ketidakwajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan psikobiografi pengarang dengan bentuk kondensasi, pengalihan, dan simbolisasi yang terwujud dalam novel Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya sebagai wujud ketidaksadaran pengarang.
Pembatasan masalah pada penelitian ini dibatasi pada bahasa yang digunakan dalam novel Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya. Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1) Menyajikan pengaruh psikobiografi pengarang melalui bahasa yang digunakan sebagai wujud ketidaksadaran pengarang dalam novel Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya. 2) Menyajikan pengalihan, penyingkatan, dan simbolisasi yang terwujud dalam novel Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya sebagai wujud ketidaksadaran pengarang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dalam bentuk deskripsi interpretasi data. Sumber data terbagi menjadi tiga, 1) Data primer berupa novel Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya, 2) Data sekunder merupakan informasi mengenai pengarang dari pihak ketiga, dan 3) Data tersier berupa wawancara teks dengan pengarang.
Simpulan dari penelitian ini menemukan hasrat-hasrat pengarang yang tersamarkan dalam humor-humor satire dan teka-tekinya dalam novel Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya melalui bahasa metafora dan metonimi dalam bentuk kondensasi, pengalihan, dan simbolisasi. Hasrat-hasrat yang dimunculkan Sabda Armandio Alif merupakan bentuk respons alaminya terhadap dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanaknya.
Kata kunci: Sigmund Freud, Psikologi sastra, Sabda Armandio Alif, Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya