Abstrak


Keberadaan Transportasi Kereta Rel Listrik dan Dampaknya Terhadap Pedagang Asongan: Studi Kasus Rute Jakarta Kota-Bogor 1998-2013


Oleh :
Delia Eka Astari - B0416016 - Fak. Ilmu Budaya

Delia Eka Astari. B0416016. 2021. Keberadaan Transportasi Kereta Rel Listrik dan Dampaknya Terhadap Pedagang Asongan: Studi Kasus Rute Jakarta Kota-Bogor 1998-2013. Skripsi Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perkembangan layanan transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) rute Jakarta Kota-Bogor (2) mendeskripsikan kondisi pedagang asongan yang berada di lingkungan perkeretaapian rute Jakarta Kota-Bogor mulai dari tahun 1998 setelah krisis moneter hingga 2010 dan (3) mengetahui dampak langsung bagi pedagang asongan dari penerapan kebijakan operasional baru PT. Kereta Api Indonesia yang diterapkan secara bertahap mulai dari tahun 2011-2013.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa naskah dari surat kabar dan majalah, dokumen sezaman yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan dan PT. Kereta Api Indonesia (Persero), serta wawancara langsung dengan narasumber dari kalangan pedagang asongan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa area peron dan stasiun yang ramai dimanfaatkan oleh pengasong untuk mencari nafkah. Pengasong memanfaatkan kerumunan untuk menjual barang dagangannya di area peron dan di atas KRL. Peningkatan jumlah pekerja sektor informal akibat krisis moneter tahun 1998 memicu labor shifting dari tenaga kerja formal ke informal. Jumlah pengasong semakin meningkat dan keberadaannya memberikan dampak terhadap perusahaan. Layanan jasa perkeretaapian rel listrik terganggu hingga perusahaan mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan hingga menyebabkan kerugian. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kemudian diberi wewenang untuk menyelenggarakan perbaikan sarana dan prasarana kereta di Jabodetabek untuk menciptakan pelayanan yang baik pada tahun 2011-2013. Perbaikan yang sifatnya menyeluruh untuk meningkatkan sistem pelayanan jasa KRL ini mengakibatkan pedagang asongan tidak lagi diperbolehkan berdagang di area stasiun hingga di atas KRL.

Kesimpulan penelitian ini adalah pedagang asongan menjadi penyebab pelayanan jasa perkeretaapian di Jakarta yang tidak terorganisir. Pedagang asongan juga berperan dalam kerugian yang dialami oleh perusahaan perkeretaapian sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan perbaikan layanan.