;
Latar Belakang: Nyeri tenggorok pasca operasi (post-operative sore throat) adalah komplikasi yang sering dikeluhkan pasca intubasi endotrakeal pada tindakan anestesi umum. Kejadian serta derajat nyeri tenggorokan dapat dikurangi dengan pemberian magnesium sulfat nebulisasi dan deksametason nebulisasi. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan efektivitas antara magnesium sulfat dengan deksametason nebulisasi pada post operative sore throat (POST) pasca intubasi endotrakeal.
Metode: Penelitian dilakukan di Instalasi Bedah Sentral dan kamar rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan Oktober sampai November 2020. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan double-blind randomized control trial pada pasien yang dilakukan anestesi umum dan intubasi endotrakeal. Pengolahan data dilakukan dengan Uji Mann Whitney U. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua yaitu kelompok MgSO4 nebulisasi (M) dan kelompok Deksametason neublisasi (D).
Hasil: Terdapat perbedaan efektivitas penggunaaan MgSO4 nebulisasi dan Deksametason nebulisasi dalam mengurangi nyeri tenggorokan yang secara statistik signifikan (p < 0 xss=removed xss=removed xss=removed> 0,05; 95% CI = -0.44 s/d 0.27).
Simpulan: Terdapat perbedaan efektivitas antara magnesium sulfat nebulisasi dengan deksametason nebulisasi pada POST pasca intubasi endotrakeal, dimana deksametason lebih efektif dalam mengurangi kejadian dan keparahan POST.
Kata kunci: Deksametason nebulisasi, magnesium sulfat nebulisasi, POST