;

Abstrak


Mortalitas Pasien Covid-19 dengan Terapi Plasma Konvalesen : Meta-Analisis


Oleh :
Fathiyyatu Assa'diy Firda - S022008021 - Sekolah Pascasarjana

Latar Belakang: Penggunaan plasma konvalesen direkomendasikan sebagai pengobatan empiris selama wabah Ebolavirus pada tahun 2014, dan protokol untuk pengobatan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dengan plasma konvalesen dibuat pada tahun 2015. Temuan ini meningkatkan hipotesis bahwa penggunaan transfusi plasma konvalesen mungkin bermanfaat pada pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan risiko kematian pasien COVID-19 dengan terapi plasma konvalesen.

Subjek dan Metode: Tinjauan sistematis dan meta-analisis dilakukan dengan mengumpulkan artikel dari database Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Artikel disaring menggunakan model PICO, meliputi: (1) Population=pasien terkonfirmasi COVID-19, (2) Intervention= terapi plasma penyembuhan, (3) Comparison= standar perawatan, dan (4) Outcome= mortalitas. Kata kunci yang digunakan adalah “Convalescent plasma therapy” OR “Convalescent plasma transfusion” AND “Mortality” OR “Death” AND “COVID-19” OR “Coronavirus disease 2019” OR “SARS-Cov-2”. Kriteria inklusi adalah full text, randomized control trials, diterbitkan dari 2020 hingga 2021, dan dilaporkan odd ratio dan risk ratio. Artikel dikumpulkan menggunakan diagram PRISMA dan sintesis kuantitatif dinilai menggunakan Review Manager (RevMan) 5.3.

Hasil: Meta-analisis dilakukan dengan menggunakan 9 artikel randomized control trials yang melibatkan 4.540 pasien terkonfirmasi COVID-19 dari India, Bahrain, Chili, Belanda, Amerika Serikat, Cina, Argentina, New York, dan Brazil. Studi ini menunjukkan bahwa studi terapi plasma konvalesen menurunkan risiko kematian pada pasien COVID-19 dan secara statistik signifikan (RR= 0.77; CI 95%= 0.64 hingga 0.93; p= 0.008). Heterogenitas data penelitian menunjukkan I2 = 3% sehingga estimasi dilakukan dengan pendekatan fixed effect model.

Kesimpulan: Terapi plasma konvalesen menurunkan risiko kematian pada pasien terkonfirmasi COVID-19, dan signifikan secara statistik.