Abstrak


Hubungan Manifestasi Klinis Okular dengan Tingkat Derajat Keparahan Pasien Covid-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS dan Dokter Muda RSUD DR. Moewardi I


Oleh :
Meutia Filzan Kamilah - G0018124 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK

Meutia Filzan Kamilah, G0018124, 2021. Hubungan Manifestasi Klinis Okular Dengan Tingkat Derajat Keparahan Pasien Covid-19 Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS Dan Dokter Muda RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang: SARS-CoV-2 menginfeksi tubuh melalui reseptor ACE-2. Selain di paru, reseptor ACE-2 terdapat di permukaan mata, sehingga pasien COVID-19 dapat mengalami manifestasi pada okular. Hipotesis potensi tersebut adalah penularan langsung ke jaringan mata melalui droplets atau aerosol, migrasi dari nasofaring melalui saluran nasolakrimal, atau penyebaran hematogen melalui kelenjar lakrimal. Tingkat derajat keparahan COVID-19 yaitu: ringan, sedang, berat dan kritis. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara manifestasi klinis okular dengan tingkat derajat keparahan COVID-19.

Metode: Penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel merupakan mahasiswa dan dokter muda FK UNS dan RSUD Moewardi dengan usia 17-28 tahun dengan kriteria inklusi. Penentuan sampel menggunakan teknik metode total sampling, dan didapatkan hasil 113 sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan di Surakarta pada bulan Agustus-Oktober 2021. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner yang diadaptasi dari kuisoner OSDI, SEEQ, dan beberapa pertanyaan yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya.

Hasil: Penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Berdasar uji Kolmogorov-smirnov yang dilakukan, didapatkan hasil yang tidak signifikan dengan p value 0,559 (p>0,05) pada hubungan menifestasi klinis okular dengan tingkat derajat keparahan pada pasien COVID-19. Hal ini dapat dikarenakan faktor cakupan sampel yang kurang luas.

Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara manifestasi klinis okular dengan tingkat derajat keparahan pada pasien COVID-19.