Abstrak


Dynamic Governance Dalam Layanan “Ojek ASI” di Puskesmas Kebakkramat 1 Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Riki Purwanto - D0117086 - Fak. ISIP

Perkembangan dinamika yang semakin kompleks di masyarakat dan penyelenggaraan pemerintah memunculkan perspektif baru di lingkup keilmuan administrasi publik. Konsep dynamic governance muncul khususnya di wilayah Asia diawali dari Negara Singapura dalam menjawab realita kompleksnya permasalahan publik. Dynamic governance mengombinasikan dua aspek kunci yaitu capabilities dan culture. Kondisi tersebut secara langsung memicu adaptasi dari pemerintah daerah di Indonesia dengan memunculkan inovasi-inovasi pelayanan publik, salah satu inovasi yang muncul adalah layanan “Ojek ASI” di Puskesmas Kebakkramat 1 Kabupaten Karanganyar. Dalam praktiknya layanan ini  dapat  memberikan  kemudahan  bagi  ibu  menyusui  yang  bekerja.  Layanan “Ojek ASI” sebagai salah satu faktor dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif dari   21,55%   tahun   2017   menjadi   53,51%   tahun   2019   dan   memperoleh penghargaan Top 99 pelayanan publik pada 2019. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganailisis dynamic governance dalam layanan “Ojek ASI” di Puskesmas Kebakkramat 1. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat   1   Kabupaten   Karanganyar   menggunakan   metode   penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang diambil berupa data primer dan sekunder, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode yang kemudian dianalisis dengan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan dynamic governance dapat dilihat capabilities telah direpresentasikan melalui thinking ahead layanan “Ojek ASI” mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan, mengamati perkembangan, dan mengidentifikasi   peluang-peluang   ke   depan.   Pada   thinking   again   mampu meninjau hasil capaian kinerja, mengidentifikasi masalah, dan melakukan refleksi dengan evaluasi yang dilakukan. Meskipun ada perubahan, layanan “Ojek ASI” belum mampu menerapkan sistem baru tersebut. Pada thinking across tidak mengadopsi dari ide lain dan mampu bekerja sama dengan pihak lain. Sedangkan pada culture layanan “Ojek ASI” tercemin pada petugas, koordinator lapangan, dan Kepala Puskesmas Kebakkramat 1 mempunyai integritas  yang tinggi dan tidak  mau  diberi  uang  tip.  Sebelum  perekrutan  petugas  juga  dilatih  terlebih dahulu. Pelanggan “Ojek ASI” ternyata berasal dari beragam profesi. Layanan ini juga mampu menjawab permasalahan masyarakat dan tujuan pemerintah Kabupaten Karanganyar karena masyarakat membutuhkan layanan “Ojek ASI”. Selama keberjalanan layanan “Ojek ASI” terdapat perubahan yang lebih baik.

Kata Kunci: Dynamic Governance, Pelayanan Publik, “Ojek ASI”