Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris bahwa transaksi pihak
berelasi yang dilakukan perusahaan digunakan sebagai perantara atau alat bagi
perusahaan untuk melakukan manajemen laba, baik secara akrual maupun riil. Sampel
yang digunakan merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2012-2019 yang kemudian diperoleh sampel sebanyak 724
observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transaksi pihak berelasi yang
dilakukan perusahaan meningkatkan praktik manajemen laba perusahaan, baik
manajemen laba akrual maupun manajemen laba riil melalui aktivitas pengelolaan arus
kas perusahaan. Namun, adanya struktur kepemilikan keluarga pada perusahaan justru
membatasi praktik manajemen laba tersebut. Sebaliknya, pada kepemilikan saham oleh
pihak asing meningkatkan praktik manajemen laba. Lebih lanjut, adanya interaksi
antara kedua struktur kepemilikan perusahaan dengan transaksi pihak berelasi
perusahaan justru menurunkan praktik manajemen laba yang dilakukan oleh
perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan perusahaan mampu melindungi kepentingan pemegang saham minoritas
dari praktik manajemen laba yang kemungkinan merugikan karena adanya ekspropriasi
kekayaan pemegang saham minoritas.
