Kemerosotan moral bangsa bisa dilihat dari semakin tingginya kasus kenakalan remaja, karena belum diaplikasikannya nilai-nilai kemanusiaan dengan baik. Pemerintah dan rakyat Indonesia sedang berupaya untuk mengimplementasikan pembentukan karakter dalam mempersiapkan tuntutan kehidupan di masa depan. Sekolah Alam Bengawan Solo sebagai lembaga pendidikan yang hadir dengan konsep pembelajaran yang humanis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembentukan karakter siswa melalui pembelajaran humanis, proses penanaman nilai karakter, faktor pendukung serta penghambat dalam pembentukan karakter siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif, dengan metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu (1) Strategi pembentukan karakter siswa melalui beberapa cara atau metode, yaitu praktek di lapangan, pembiasaan, role model atau keteladanan, dan hubungan kedekatan yang baik antara fasilitator dan siswa. Melalui pembelajaran yang humanis, fasilitator berusaha memahami keunikan siswa, sesuai dengan pemikiran Emile Durkheim bahwa karakteristik seseorang menunjukkan perbedaan atau keunikan perilaku seseorang dengan orang lain. Dalam pembentukan karakter seseorang perlu mengembangkan kepribadian dengan kreativitas dan keunikan sejak dini. Pembelajaran humanis yang ada di Sekolah Alam Bengawan Solo sebagai bentuk solusi yang tepat untuk mengubah konsep pembelajaran. (2) Proses penanaman pada nilai karakter religius, kedisiplinan, kejujuran, dan kemandirian. (3) Faktor pendukung antara lain adalah peran orangtua siswa, pembiasaan positif, dan kegigihan fasilitator. (4) Faktor penghambatnya antara lain kurangnya kerjasama orangtua siswa, antusiasme belajar rendah dari siswa maupun fasilitator, dan tanggapan dari warga sekitar.