Abstrak


Analisis potensi ekonomi dan kinerja pembangunan dengan indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah tahun 2000


Oleh :
Widarto - F0198029 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Penelitian ini memiliki empat tujuan. Pertama, untuk mengetahui sektor-sektor yang termasuk kategori basis dan unggulan dalam perekonomian Jawa Tengah. Kedua, untuk mengetahui seberapa besar indeks pembangunan manusia (IPM) daerah kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Ketiga, untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai rata-rata IPM antara daerah pertanian, industri, dan jasa; antara daerah kabupaten dan kota; antara wilayah Jawa Tengah bagian utara dan Jawa Tengah bagian selatan. Keempat, untuk mengetahui ada hubungan atau tidak antara IPM dengan produktivitas tenaga kerja, tingkat pengangguran dan rasio pemakai alat kontrasepsi (tingkat prevalensi KB).Untuk mencapai keempat tujuan tersebut, data sekunder yang diperoleh dari BPS Jawa Tengah tahun 2000 dianalisis menggunakan pendekatan locational quotient (LQ) dan shift share analisis (SSA). Kecuali itu, IPM kabupaten dan kota di propinsi ini dihitung untuk dihubungkan dengan tingkat pengangguran, tingkat prevalensi KB, dan produktivitas tenaga kerja.Hasil penelitian berdasarkan analisis LQ terhadap data tahun 1997-2000 menunjukkan bahwa 65,71% atau 23 daerah kabupaten dan kota di Jawa Tengah memiliki sektor basis pertanian, 20% atau 7 daerah kabupaten dan kota memiliki sektor basis industri, dan 42,86% atau 15 daerah kabupaten dan kota memiliki sektor basis jasa. Dari analisis gabungan LQ dan SSA yuang dilakukan terhadap data yang sama ditemukan sektor-sektor unggulan bagi penyusunan prioritas pembangunan ekonomi di masing-masing kabupaten dan kota. Prioritas pengembangan kabupaten dan kota menurut sektor adalah sebagai beirkut: Pertanian: Prioritas pertama tidak ada, prioritas kedua ada dua belas daerah, prioritas ketiga ada lima daerah, prioritas keempat tidak ada, prioritas kelima tujuh daerah, dan prioritas alternatif ada sebelas daerah. Industri: Prioritas pertama tidak ada, prioritas kedua ada lima daerah, prioritas ketiga ada dua puluh daerah, prioritas keempat tidak ada, prioritas kelima delapan daerah, dan prioritas alternatif ada satu daerah. Jasa: Prioritas pertama ada tujuh daerah, prioritas kedua ada tujuh belas daerah, prioritas ketiga tidak ada, prioritas keempat ada sebelas daerah, prioritas kelima tidak ada, dan prioritas alternatif tidak ada.Dari analisis indeks pembangunan manusia (IPM) diketahui hampir semua kabupaten dan kota di Jawa Tengah memiliki nilai IPM sedang (medium human development), kecuali Kabupaten Cilacap dam Kudus serta Kota Salatiga dan Semarang yang memiliki nilai IPM tinggi (high human development). Rata-rata IPM daerah pertanian lebih rendah daripada daerah industri dan jasa, dimana daerah industri memiliki nilai rata-rata IPM tertinggi. Demikian pula rata-rata IPM kabupaten lebih rendah daripada IPM Kota. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara IPM daerah utara Jawa Tengah dengan IPM daerah selatan Jawa Tengah. Dan IPM ini tampaknya hanya berhubungan secara signifikan dengan produktivitas tenaga kerja daripada dengan tingkat pengangguran dan prevalensi KB