Abstrak


Pembingkaian p ada Media Online Mengenai Isu Dugaan Penistaan Agama


Oleh :
Paxia Meiz Lorentz - D0214073 - Fak. ISIP

Perkembangan teknologi yang selaras dengan perkembangan zaman membuat suatu bentuk barn  dari jumalisme: jumalisme  online.  Media  online menawarkan  beragam  bentuk  informasi kepada publiknya;  salah  satunya  adalah  informasi mengenai politik. Dan ketergantungan  publik akan  informasi  politik  ini akan  meningkat  saat  situasi  'memanas',  salah  satunya  adalah  saat munculnya  isu mengenai  dugaan penistaan  agama yang menimpa Gubemur  DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama  atau Ahok,  yang mana bertepatan  dengan momentum  penyelengaraan Pilkada DKI 2017. Penulis  melakukan  penelitian  ini karena adanya kekhawatiran  akan timbulnya konflik SARA yang mungkin  terjadi akibat pemberitaan  mengenai isu tersebut.   0 leh karenanya, penulis   melakukan   penelitian  yang   bertujuan  untuk   mengetahui   bagaimana   pembingkaian (framing) berita mengenai  dugaan penistaan  agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Pumama pada media online Kompas.com dan Republika.co.id periode Oktober - November 2016.
Teknik analisis  framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Entman yang melihat  framing  dalam  dua  dimensi  utama,  yakni  seleksi  isu  dan  penekanan  atau  penonjolan (saliensi). Model Entman memiliki  empat elemen dalam framing, yakni define problems,  diagnose causes, make moral judgement,  dan  treatment  recommendation,  yang selanjutnya  akan dipakai dalam melakukan  analisis  pemberitaan  Kompas.com  dan Republika.co.id  mengenai  isu dugaan penistaan  agama.  Teori  yang  dipakai  dalam penelitian  ini adalah Teori Konstruksi  Sosial pada Media Massa  yang  menyatakan bahwa  perputaran  informasi yang terjadi secara cepat  dan luas membentuk  konstruksi  sosial  yang berlangsung  cepat dan merata sehingga terbentuk opini atas realitas yang terkonstruksi (Bungin, 2008, h.  194).
Hasil penelitian ini menemukan  bahwa masing-masing media telah memberitakan  isu  ini
secara berimbang  namun  dengan  frame yang berbeda karena adanya perbedaan visi dan misi dari kedua media  yang  diteliti.  Kompas.com  memandang  Ahok sebagai korban dari politik  identitas pada   Pilkada   DK.I   tetapi   juga    harus   diadili   secara   hukum   atas   ucapannya,    sementara Republika.co.id  menyayangkan  tindakan   Ahok  yang  mengutip   Surah  Al-Maidah   51   dalam pidatonya dan oleh karenanya harus diadili atas ucapannya tersebut.

Kata Kunci: Analisis  Framing, Berita Media  Online, Isu Dugaan Penistaan  Agama, Konstruksi
Sosial Media Massa