Abstrak


Gaya Hidup Mahasiswa Metroseksual Sebagai Representasi Maskulinitas Baru (Studi Fenomenologi pada Mahasiswa Metroseksual di Universitas Sebelas Maret)


Oleh :
Clara Mega Utami - D0317015 - Fak. ISIP

Gender merupakan sebuah atribut yang melekat pada laki – laki serta perempuan yang dapat dipertukarkan dan berasal dari konstruksi sosial budaya masyarakat terhadap femininitas dan maskulinitas individu. Berbicara mengenai maskulinitas, seiring perkembangan zaman konsep tersebut telah banyak mengalami perubahan salah satunya ditandai dengan munculnya istilah maskulinitas baru yang meresistensi nilai- nilai maskulinitas yang hegemonik. Perubahan tersebut mempengaruhi gaya hidup kaum laki – laki yang kemudian dikenal dengan istilah metroseksual. Sejak munculnya berbagai produk untuk mendukung penampilan laki – laki, mereka menjadi tidak sungkan untuk mengekspresikan karakternya melalui gaya hidup yang lebih modern meskipun hal tersebut diidentikan dengan kaum perempuan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk gaya hidup mahasiswa metroseksual sebagai sebuah representasi dari maskulinitas baru di lingkungan Universitas Sebelas Maret. Teori dalam penelitian menggunakan Teori Konstruksi Sosial dari Peter L Berger. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Adapun informan penelitian terdiri dari mahasiswa metroseksual di Universitas Sebelas Maret. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Validitas data diuji dengan menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa bentuk gaya hidup mahasiswa metroseksual yang merepresentasikan konsep maskulinitas baru yakni gemar merawat diri, mengikuti trend dalam dunia fashion, menjaga kesehatan untuk membentuk postur tubuh yang ideal, mengunjungi tempat hangout dan aktif di media sosial. Gaya hidup tersebut terbentuk melalui proses konstruksi yang dipengaruhi oleh faktor pendukung berupa lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan pekerjaan serta media sosial. Selain itu ada pula faktor penghambat, berupa konsistensi untuk tetap merawat diri dan menjaga penampilan, ketidakcocokan terhadap suatu produk, masalah finansial serta mendapatkan perkataan yang menjurus ke arah toxic masculinity.

Kata Kunci : Gaya Hidup, Mahasiswa Metroseksual, Representasi, Maskulintas
Baru