Abstrak


Pemanfaatan Citra Landsat 8 untuk Analisis Pengaruh Deforestasi Hutan Jati terhadap Tingkat Kekeringan Lahan di Kabupaten Blora Tahun 2013 – 2021


Oleh :
Fabian Gery Lazuardi - K5417025 - Fak. KIP

ABSTRAK

Fabian Gery Lazuardi. PEMANFAATAN CITRA LANDSAT 8 UNTUK ANALISIS PENGARUH DEFORESTASI HUTAN JATI TERHADAP TINGKAT KEKERINGAN LAHAN DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2013 – 2021. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. September 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisis deforestasi hutan jati dengan parameter luas tutupan lahan dan kerapatan vegetasi hutan jati di Kabupaten Blora tahun 2013 – 2021. (2) Menganalisis tingkat kekeringan lahan yang terjadi di Kabupaten Blora dengan analisis TVDI tahun 2013 – 2021. (3) Menganalisis pengaruh deforestasi hutan jati terhadap tingkat kekeringan lahan di Kabupaten Blora.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelatif, dengan pendekatan keruangan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Kecamatan yang berada di Kabupaten Blora, yang terdapat 16 kecamatan. Sampel pada penelitian ini bergantung pada jenis sampel yang diambil. Pada sampel citra satelit yang diambil ditentukan dengan sampel bersyarat (Purposive Sampling), sehingga ditentukan citra satelit Landsat 8 yang dipilih adalah citra pada tahun 2013, 2017, dan 2021 dengan waktu perekaman dalam rentang bulan Juni hingga Juli. Untuk sampel lokasi berdasarkan tujuan penelitian, pada tujuan 1 dan 3 menggunakan teknik pengambilan sampel bersyarat (Purposive Sampling), sehingga lokasi penelitian dilakukan di 15 Kecamatan di Kabupaten Blora yang memiliki hutan jati. Pada tujuan II menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh dan sampel bersyarat (untuk verifikasi datanya), sehingga pada tujuan II diambil seluruh kecamatan di Kabupaten Blora, namun hanya 13 Kecamatan untuk verifikasi lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, survey, dan wawancara. Teknik analisis data untuk tujuan I adalah dengan klasifikasi tutupan lahan terbimbing dan analisis NDVI, untuk tujuan II adalah dengan analisis TVDI, dan untuk tujuan III adalah dengan menggunakan Overlay data, dan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis Korelasi dan Regresi linear nilai NDVI dan TVDI.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Deforestasi yang terjadi di periode I (2013 – 2017) berupa pengurangan luasan hutan jati seluas 1.841 hektar (mengurangi 0,95% hutan di Blora) serta pengurangan kerapatan hutan seluas 4.384 hektar. Pada periode II (2017 – 2021), terjadi deforestasi yang menyebabkan pengurangan luasan hutan jati seluas 30.774 hektar (mengurangi 15,79% luas hutan di Blora) serta terdapat pengurangan kerapatan hutan seluas 9.116 hektar. (2) Tingkat kekeringan lahan berdasarkan analisis TVDI dari tahun 2013 – 2021 menunjukkan tren peningkatan, dengan peningkatan terbesar di periode I (2013 – 2017) adalah dari tingkat kekeringan Agak Basah menjadi Sedang seluas 21.939 hektar, dan pada periode II (2017 – 2021) adalah dari tingkat kekeringan Sedang menjadi Kering seluas 22.694 hektar. Akurasi citra Landsat 8 dalam analisis tingkat kekeringan lahan cukup baik, ditunjukkan dengan akurasi mencapai 72%. (3) Terdapat kenaikkan indeks TVDI pada daerah yang mengalami deforestasi. Pada hasil analisis korelasi dan regresi, di tahun 2013 menunjukkan nilai R = 0,326 dengan taraf signifikansi F = 0,0000048 (dibawah 0,05). Di tahun 2017 menunjukkan nilai R = 0,459 dengan taraf signifikansi F = 0, 0000000000328675 (dibawah 0,05). Di tahun 2021 menunjukkan nilai R = 0,7078 dengan taraf signifikansi F = 2,07 X 10-30. Dapat diketahui bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, sehingga terdapat keterkaitan dan pengaruh dari deforestasi hutan jati terhadap tingkat kekeringan lahan (nilai TVDI). Semakin besar deforestasi, maka semakin tinggi tingkat kekeringan lahan.